Mendesain Ulang Struktur Organisasi Perusahaan

Apa perlunya perusahaan menjalankan proses desain ulang struktur organisasinya? Beberapa perusahaan berpendapat bahwa struktur organisasi dipertahankan mengingat bahwa kondisi yang dimaksud sudah berjalan bertahun-tahun. Namun, tidak sedikit juga yang berpendapat berbeda. Berbagai macam alasan menjadi penyebab adanya perubahan atas struktur organisasi dalam perusahaan. Seperti pertumbuhan bisnis, efisiensi proses dan bahkan dikarenkan adanya kondisi eksternal.

Apabila perusahaan ingin melakukan proses pendesainan ulang atas struktur organisasi, berikut beberapa tahapan yang dapat dicermati atas perubahan yang dimaksud.

(1) Fokus dari Perusahaan

Struktur organisasi secara prinsip menggambarkan fokus dari perusahaan. Dimana area dengan tingkat fokus yang lebih tinggi akan dipastikan terlengkapi dengan jabatan dan fungsi khusus yang dimana spesialisasi terbentuk dan sistem pengawasan bertingkat dioptimalkan. Bisanya area ini disebut dengan core process (proses utama). Secara prinsip, area ini tidak berarti harus memiliki jumlah karyawan berjumlah banyak, namun mempertimbangkan bahwa area ini adalah strategis sebagai penggerak bisnis maka dipastikan bahwa fungsi ini ditempati oleh personel yang kompeten.

(2) Kemampuan Operasional Perusahaan

Identifikasi atas operasional perusahaan dianalisis tidak hanya pada kondisi saat ini namun juga melihat pada periode ke depannya. Kemampuan operasional diukur berdasarkan pada target produksi ataupun pelayanan yang dilakukan oleh perusahaan kepada pelanggan. Analisis ini menentukan bagaimana struktur akan dikembangkan. Pada usaha dimana satuan atas fungsi berperan langsung kepada output, maka perhitungan atas jumlah output dan personel harus dijabarkan dengan perhitungan yang pasti. Kesulitan akan muncul ketika perusahaan menemukan adanya potensi kontinyuitas yang terbatas untuk dikelola oleh perusahaan, ada baiknya pengembangan dilakukan dengan fungsi organsasi terpisah yang secara khusus untuk terfokus di bidang yang dimaksud.

(3) Menghindari Fungsi dan Jabatan dengan Peran Terbatas

Organisasi melihat bahwa setiap fungsi dan jabatan dalam organisasi dapat berkembang seluasnya dan diberikan porsi yang tidak terbatas. Ketika ditemukan adanya peran yang terbatas dalam fungsi dan jabatan tersebut, sehingga sangat penting dalam perencanaan struktur organisasi untuk dapat memikirkan cara yang tepat dalam memaksimalkan fungsi dan jabatan yang dimaksud. Fungsi dan peranan sederhana dapat dikembangkan menjadi peran dengan fungsi yang lebih kompleks dan nilai output yang maksimal.

Pendesainan ulang struktur organisasi harus mempertimbangkan bagaimana perusahaan berjalan dan dapat mengantisipasi bisnis yang dijalankan. Ada baiknya penetapan ulang struktur organisasi disertai dengan rencana dan program jangka panjang yang tepat untuk mengembangkan struktur yang dimaksud. Penggunaan referensi eksternal yang tepat dapat membantu perusahaan dalam proses desain ulang struktur organisasi dalam perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Membentuk Manajemen yang Profesional dalam Perusahaan Keluarga

Perusahaan keluarga selalu identik dengan perusahaan yang masih berpegang teguh dengan prinsip dasar tradisional dimana menjunjung tinggi kekerabatan dalam pengelolaannya. Dimana pemilik perusahaan masih dimiliki oleh pribadi yang terafiliasi dengan kelompok keluarga dan dalam pengelolaannya dibantu oleh keluarga. Pembatasan posisi-posisi tertentu dalam organisasi yang hanya diperuntukan pada keluarga.

Sekilas, persepsi yang terbentuk adalah kecilnya peluang untuk perusahaan keluarga menjadi profesional. Namun hal ini tidak mustahil ini terjadi. Terdapat beberapa tahapan yang harus dipertimbangkan dengan efektif dalam pengelolaan manajemen pada perusahaan keluarga.

(1) Penanganan Manajemen SDM/ Sumber Daya Manusia

Pengelolaan atas manajemen SDM dalam perusahaan keluarga harus dilakukan dengan tingkat penanganan khusus. Mempertimagkan pembatasn atas posisi dalam organisasi, ada baiknya pengelolaan mempertimbangkan masukan profesional dalam penyusunan organisasi. Obyektifitas harus dipastikan untuk dilakukan agar posisi-posisi tersebut dapat terbuka untuk profesional yang kompeten. Penilaian juga sebaiknya dilakukan secara profesional dalam performa pekerjaannya. Apabila memang kekerabatan tidak dapat mengisi posisi tersebut, ada baiknya pengambilan personel yang lebih profesional dilakukan.

(2) Proses Pengambilan Keputusan

Salah satu hal yang seringkali menjadi kendala dalam manajemen keluarga adalah proses pengambilan keputusan yang dijalankan dalam organisasi. Pengambilan keputusan bukan dilakukan dengan pendekatan analisis akar penyebab masalah, namun berdasarkan pada penilaian pribadi orang yang paling berpengaruh dalam perusahaan. Hal ini menjadi suatu hambatan dalam proses pengembangan perusahaan, karena setiap perbaikan yang akan dilakukan adalah berdasarkan pada perspektif dari pemilik atau kerabat dari perusahaan yang dimaksud. Ketergantungan akan terbentuk sangat besar pada personal namun bukan kepada sistem.

(3) Proses Pengelolaan Konflik

Dalam organisasi yang berbasiskan pada manajemen keluarga, seringkali konflik muncul akibat tidak obyektif nya proses penyelesaian masalah. Aspek kedekatan menjadi lebih penting dibandingkan profesionalisme. Kesulitan ini dapat menyebabkan tingginya resiko manajemen konflik dalam organisasi. Personel dalam perusahaan tidak terdidik untuk mengembangkan kompetensi profesionalnya namun lebih kepada pendekatan kedekatannya.

Bagaimana perusahaan Anda mengembangkan aspek profesionalisme dengan tepat selalu menjadi tantangan dalam pengelolaan organisasi. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk mengembangkan organisasi Anda dengan efektif. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

5 Hal Penting Dalam Pengendalian Resiko Sesuai dengan Prinsip ISO 9001:2015

Dalam penerapan/implementasi ISO 9001:2015, perusahaan diminta untuk menjalankan proses penilaian resiko sebagai salah satu dari tahapan perencanaan. Konsep terkait dengan pengelolaan resiko ini dilakukan untuk mengidentifikasi bahwa sistem yang dijalankan dapat meminimalkan resiko yang muncul dalam perusahaan. Namun sebelum menetapkan sistem pengendalian resiko, terdapat 5 (lima) hal penting yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan dalam proses pengendalian resiko.

(1) Penetapan Kategori Atas Resiko

Proses penentuan kategori resiko dilakukan berdasarkan pada karakteristik bisnis dan prilaku organisasi itu sendiri. Terdapat kategori umum yang dapat dijadikan perusahaan sebagai acuan, seperti dampak yang muncul dari resiko tersebut. Semakin tinggi dampak negatif yang muncul maka akan menimbulkan tingginya resiko yang muncul.

(2) Menetapkan Prioritas Atas Pengendalian Resiko

Secara ringkas, proses pengendalian atas resiko dijalankan secara detail dan menyesuaikan dengan proses yang ada dalam perusahaan. Pengendalian atas resiko secara efektif dilakukan untuk dapat memberikan tindakan penanganan yang tepat pada resiko yang memberikan dampak sangat besar kepada perusahaan. Dalam beberapa kondisi seringkali ditemukan bahwa resiko yang dimaksudkan sulit untuk dihilangkan maka dampak dapat dikurangai menjadi resiko yang tidak tinggi.

(3) Menyusun Rencana Mitigasi

Perencanaan mitigasi ditetapkan untuk menetapkan program kerja yang bersifat jangka panjang untuk menghilangkan resiko atas proses yang dijalankan. Mengendalikan atas bagaimana penanganan dijalankan. Penetapan atas rencana mitigasi sebaiknya dilakukan berdasarkan pada analisis faktor-faktor potensi penyebab dari resiko itu sendiri. Hal ini untuk memaksimalkan bagaimana penetapan atas tindakan mitigasi tersebut dijalankan.

(4) Melakukan Pelaksanaan Atas Tindakan Mitigasi

Perusahaan harus memiliki kekuatan yang baik dalam memastikan bahwa fokus atas pengendalian tersebut. Pelaksanaan yang konsisten dapat menjadi hal penting untuk dapat memastikan bahwa potensi dapat tercegah dengan baik. Pengembangan budaya dari yang sebelumnya bersifat korektif, dimana menunggu permasalahan baru menjalankan menjadi preventif dimana menjalankan tindak improvement dijalankan tanpa melalui adanya insiden terlebih dahulu.

(5) Evaluasi Atas Efektifitas

Proses evaluasi atas tindakan mitigasi ini menjadi hal yang penting. Bisa saja resiko tidak muncul karena memang faktor-faktor yang memicu terjadi resiko yang muncul. Untuk lebih mendalami atas dampak resiko ini, proses evaluasi harus dijalankan dengan melihat bagaimana pelaksanaan atas mitigasi dijalankan. Apabila tidak dijalankan dengan maksimal, berarti korelasi atas dampak menjadi tidak berhubungan.

Bagaimana dengan pelaksanaan pengendalian resiko yang dijalankan di dalam perusahaan Anda? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat terkait dengan pengendalian resiko yang dijalankan dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Mengembangkan Sistem yang Terukur

Setiap perusahaan tentu membutuhkan adanya pengendalian yang tepat dan efektif dalam organisasinya. Dalam beberapa kondisi, sistem yang terbentuk bisa saja diabaikan oleh tim yang ada dalam organisasi. Salah satu faktor penyebab adalah sumber daya manusia itu sendiri yang dimana mengalami penyimpangan dalam menjalankan sistem. Untuk dapat meminimalkan kondisi ketidakkonsistenan ini, organisasi bisa mendesain sistem yang dapat secara tepat dan efektif dipergunakan.

Pengembangan sistem terukur dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

(1) Mendesain SLA pada Business Process

Sebelum menyusun SOP (Standard Operating Procedure), pastikan bahwa perusahaan mendesain SLA (Service Level Agrement) yang terukur/ kuantitatif. SLA di sini adalah menciptakan kondisi kriteria keberterimaan yang dapat diterima oleh departemen satu ke departemen lain yang ada dalam organisasi. Sehingga proses akan berjalan secara otomatis apabila kriteria keberterimaan itu sesuai.

(2) Menentukan Process Planning

Setiap proses diupayakan terdapat input dan output yang dimana metode untuk evaluasi terkait dengan input dan output itu berjalan denga tepat. Pemberian informasi/status terkait dengan proses release dan pemeriksaan input dilakukan tercatat agar diverifikasi dengan kewenangan yang berjenjang. Penetapan atas uraian jabatan atas kewenangan yang berjenjang ini menjadi bagian penting dalam organisasi.

(3) Penetapan Mekanisme Evaluasi

Sebagai bentuk dari proses evaluasi, ada baiknya dijalankan. Proses evaluasi dapat dilakukan melalui audit ataupuna penilaian atas pencapaian target yang ada dalam perusahaan. Memeriksa apakah kriteria yang ditetapkan tersebut telah tercapai. Apabila telah tercapai maka sistem/proses dinyatakan sesuai. Namun apabila tidak, maka sistem yang dimaksud adalah tidak sesuai.

(4) Orientasi Target Proses

Penetapan atas KPI atau target per departemen dipergunakan untuk memberikan tantangan bagi pemilik proses agar tidak hanya bekerja dengan konsisten, namun juga melakukan proses improvement. Bagaimana proses perbaikan dijalankan dalam perusahaan dengan tepat dan efektif. Hal ini memberi ruang agar menjalankan fungsi inovasi di perusahaan dengan baik sebagai bentuk untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Bagaimana organisasi di tempat Anda bekerja menjalankan proses pengembangan sistem? Lakukan proses pencarian referensi eksternal untuk memastikan bahwa sistem yang Anda kembangkan dapat terukur dengan efektif. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

5 Hal Penting dalam Mendesain Fungsi PPIC dalam Industri

Bagi perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing, penyusunan fungsi PPIC dalam industri adalah penting dan kritikal. Hal ini mempertimbangkan bahwa PPIC menjadi bagian penting untuk mengakomodasi kebutuhan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan sehingga seluruh order dapat terealisasi dengan tepat dan baik. Untuk mengendalikan sistem yang dijalakan tersebut, perusahaan dapat menyusun fungsi yang terkait dengan pengendalian atas penjadwalan atas kegiatan produksi sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.

Berikut ini adalah 5 (lima) hal penting yang harus diprhatikan perusahaan ketika mendesain fungsi PPIC.

(1) Mempertimbangkan Sarana dan Prasarana Perusahaan

Menetapkan standar terkait dengan perencanana produksi harus mempertimbangkan kondisi fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan, seperti kapasitas stock dan kapasitas produksi. Hal ini menjadi pertimbangan kuat terkait dengan bagaimana perusahaan harus memastikan bahwa kesesuaian tersebut dapat dijalankan dengan tepat dan maksimal.

(2) Kapasitas dari Supplier/Vendor

Bagaimana supplier/ vendor dapat bertanggung jawab dalam memastikan bahwa barang yang disupply sesuai dengan standar persyaratan yang telah ditetapkan. Penentuan atas kapasitas dari vendor tersebut akan menentukan bagaimana proses pengiriman bahan baku masuk ke dalam perusahaan untuk kemudian dihitung sebagai waktu tunggu untuk proses produksi.

(3) Tahapan Proses Produksi

Detail atas tahapan proses produksi menjadi hal penting dalam penetapan desain alir proses serta pencatatan administrasi terkait dengan kegiatan produksi. Penetapan stock awal dan stock akhir pada setiap tahapan proses menjadi hal penting yang harus dipertimbangkan dalam kegiatan dan proses produksi. Kegiatan proses produksi harus dipastikan untuk menjadi bagian yang dikelola dengan tepat termasuk di dalamnya adalah stock managementnya.

(4) Sistem Inventory dan Pengiriman barang

Penetapan atas proses pengelolaan pergudangan serta pengiriman barang menjadi bagian penting untuk dihitung dan menetapkan tahapan dari persiapan pengiriman serta menjaga asupan produk yang masuk ke dalam inventory. Persiapan pengiriman harus dilakukan untuk dapat melihat bagaimana proses penanganan dan pengelolaan barang dijalankan secara efektif.

(5) Evaluasi dan Pengendalian Proses

Perusahaan diharapkan menetapkan periode evaluasi yang harus dijalankan serta bagaimana proses pengendalian proses dilakukan pada setiap tahapannya. Pemeriksaan serta proses verifikasi dilakukan untuk dapat melihat bagaimana proses tersebut dijalankan dengan tepat dan efektif. Pengecekan atas status pengendalian perlu menjadi perhatian penting untuk memastikan bahwa seluruh proses terkendali dengan tepat.

Bagaimana pengembangan unit kerja PPIC di perusahaan Anda. Lakukan proses pengendalian dan pengembangan terkait dengan departemen PPIC dalam perusahaan secara tepat. (amaryllliap@gmail.com, 08129369926)

Menjalankan Proses Audit ISO 37001 Secara Efektif

Kegiatan internal audit dalam audit ISO 37001 adalah kegiatan yang menjadi mandatory/ wajib. Seperti pada jenis sertifikasi ISO lainnya. Prinsip untuk menjalankan kegiatan audit dilakukan dengan menerapkan prinsip ISO 19011:2018 sebagai pendoman dalam menjalankan kegiatan audit internal ISO 37001. Untuk dapat menjalankan kegiatan internal audit ISO 37001, berikut ini adalah beberapa tahapan yang dapat dilakukan oleh perusahaan.

(1) Mempersiapkan Kegiatan Audit Internal

Perusahaan menetapkan tim yang menjadi internal auditor. Tim ini dilatih untuk memahami persyaratan apa saja yang diwajibkan dalam kegiatan audit ISO 37001. Penetapan atas seleksi tim internal audit selain terkait dengan pemahaman persyaratan juga wajib untuk mempertimbangkan aspek soft skill yang terkait dengan aspek ethical yang diperlukan oleh auditor. Penyusunan jadwal kegiatan audit internal harus dipastikan ditetapkan sesuai dengan tingkatan resiko dari departemen yang ada dalam perusahaan. Dimana departemen dengan resiko tinggi, sebaiknya mendapatkan frekuensi audit yang lebih tinggi/sering dibandingkan dengan departemen dengan resiko rendah.

Secara administrasi, perencanaan audit dijalankan dengan menyusun checklist audit internal, yang dimana di dalamnya terdapat parameter pemeriksaan yang berhubungan dengan klausul pada ISO 37001. Penetapan parameter itu sendiri ditujukan sesuai dengan fungsi dan jabatan yang ada dalam organisasi.

(2) Menjalankan Kegiatan Audit Internal

Pelaksanaan atas audit internal melalui beberapa tahapan yang dimana membutuhkan perhatian yang tepat. Keahlian/skill dari auditor adalah menjadi bagian yang penting untuk dipastikan secara efektif dapat menjalankan kegiatan audit internal. Proses evaluasi yang dilakukan dalam kegiatan audit internal ini tidak hanya meliputi pada bagaimana sistem dijalankan, namun juga melihat kepada potensi kemunculan dari kasus bribery dan fraud tersebut dijalankan. Identifikasi atas potensi tersebut dapat memberikan perbaikan ke dalam sistem

(3) Pelaksanaan Tindakan Perbaikan

Tujuan dari audit dijalankan untuk memastikan bahwa setiap temuan yang teridentifikasi dalam sistem akan dilakukan proses pelaksanaan perbaikan. Perbaikan yang ditetapkan berdasarkan kepada analisis permasalahan yang timbul yang kemudian menetapkan tindakan perbaikan yang dapat dijalankan. Tindakan perbaikan yang dilakukan dijalankan untuk meminimalkan resiko atas potensi kemunculan kasus bribery/ fraud dan peramalahan penyimpangan sistem.

Perusahaan/organisasi harus memastikan bahwa setiap kegiatan audit internal yang dimaksud dilakukan secara tertulis dan dengan efektif berjalan. Perusahaan harus memastikan atas pelaksanaan sistem dijalankan dengan tepat dan efektif. Lakukan encarian referensi eksternal yang tepat untuk dapat memaksimalkan pelaksanaan Sistem Manajemen Anti Penyuapan ISO 37001. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Merubah Bisnis Model Organisasi dengan Tepat dan Efektif

Ketika menghadapi tantangan, perusahaan diharapkan untuk menghadapinya dengan berbagai macam strategi. Salah satu penanganan strategi. Terkadang strategi yang terbentuk adalah strategi yang dimana perubahan yang dilakukan adalah sederhana namun tidak jarang menghasilkan dampak yang kompleks.

Setiap perusahaan yang muncul harus dipastikan dilengkapi dengan perencanaan yang tepat dan efektif. Perencanaan tersebut didesain dengan melihat tujuan dan kondisi perusahaan. Secara prinsip perubahan harus diatur secara struktural.

Penerapan atas perubahan dan bisnis model harus mempertimbangkan beberapa hal berikut.

(1) Mengidentifikasi Keterkaitan Proses dengan Pihak Eksternal

Perusahaan harus melihat keterkaitan dengan pihak lain di luar organisasi. Hal ini sangat penting untuk dipertimbangkan, mengingat terkait dengan karakteristik dan kebutuhan yang ditetapkan pada pihak eksternal. Business Model yang terbentuk harus mengakomodasi seluruh kebutuhan dari pihak eksternal tersebut. Mengingat bahwa keberlangsungan atas bisnis

(2) Kemampuan SDM (Sumber Daya Manusia)

Dalam perusahaan dimana SDM yang dimiliki mempunyai kemampuan beradaptasi yang baik maka proses perubahan bisnis model adalah suatu perkara mudah. Namun hal ini akan menjadi lain, apabila proses perubahan ini dilakukan pada perusahaan dimana kemampuan SDM yang ada terbatas. Berbagai pertimbangan akan menjadi suatu hal yang mendasari penanganan atas perubahan yang dimaksud. Apabila perubahan tersebut tidak menyebabkan perubahan signifikan yang berhubungan dengan kompetensi maka perbaikan kompetensi tidak terlalu menjadi fokus.

(3) Pengkajian Sistem Perubahan

Proses perubahan sistem dijalankan untuk memastikan bahwa sistem perubahan terkait dengan penerapan dalam bisnis model yang ada sesuai dengan perencanaan perubahan. Perencanaan perubahan harus dijalankan secara terstruktur untuk dapat memastikan bagaimana proses perubahan model yang dijalankan bisa dilakukan evaluasi dengan tepat. Transisi yang terkait dengan perubahan harus dipastikan berjalan dengan tepat dan terstruktur.

Bagaimana perusahaan menjalankan perubahan model yang dijalankan? Lakukan proses untuk memastikan perencanaan terkait dengan perubahan business process yang dijalankan di perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Mengembangkan Budaya Anti Korupsi Sesuai dengan ISO 37001

Penerapan Sistem Manajemen Anti Korupsi ISO 37001 adadalah hal penting yang perlu dilakukan oleh seluruh perusahaan untuk mendapatkan persaingan yang positif di dalam organisasi. Salah satu dasar yang paling tepat dijalankan adalah dengan mengembangkan budaya anti korupsi di dalam perusahaan. Penerapan penting ini harus dimulai terkait dengan pengembangan budaya anti korupsi. Lalu bagaimana proses pengembangan budaya anti korupsi yang tepat sesuai dengan mekanisme ISO 37001.

(1) Memberikan Penjelasan Budaya Anti Korupsi

Hal ini menjadi bagian terpenting dalam organisasi, dimana budaya anti korupsi yang terbentuk di dalam perusahaan bukanlah hanya jargon semata tetapi juga menjadi bagian penting dari penetapan sistem di dalam perusahaan. Memberikan penjelasan dengan informasi dan penjelasan sederhana dimana implementasi akan menjadi lebih mudah dijalankan.

(2) Proses Sosialisasi yang Tepat

Bagaimana perusahaan menjalankan kegiatan sosialisasi terkait dengan anti korupsi? Beberapa perusahaan memberikan pelatihan dan menjalankan sosialisasi, beberapa memastikan proses sosialisasi dijalankan melalui flyer dan informasi tertulis. Proses sosialisasi yang tepat dilakukan dengan mengembangkan metode komunikasi yang efektif. Komunikasi ini dapat berjalan secara internal dan eksternal. Pengaturan atas sanksi dan informasi terkait dengan penanganan atas pelaporan yang berhubungan dengan korupsi juga wajib untuk dilakukan.

(3) Penyusunan Kompetensi terkait dengan Anti Korupsi

Bahaimana menjalankan kompetensi atas anti korupsi dapat dijalankan dalam perusahaan? Penetapan deskripsi serta informasi atas detail kompetensi ditetapkan dalam satuan kompetensi yang ditetapan sesuai dengan persyaratan anti korupsi yang dijalankan untuk memastikan bahwa kompetensi dilakukan secara maksimal

Bagaimana penyusunan standar kompetensi dijalankan dalam perusahaan? Lakukan pengembangan yang tepat terkait dengan pelaksanaan Sistem Manajemen Anti Penyuapan dalam Organisasi Anda. Penggunaan referensi eksternal yang tepat dapat dilakukan oleh perusahaan dalam mengembangkan budaya anti korupsi di dalam organisasi. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Mengefektifkan Internal Audit ISO 9001:2015 di Dalam Perusahaan

Pelaksanaan atas internal audit dijalankan untuk dapat memastikan bahwa program internal audit dapat memberikan kontribusi yang efektif ke dalam pelaksanaan sistem di dalam perusahaan. Dalam penerapan sistem ISO 9001:2015, realisasi atas sistem harus melekat ke dalam kegiatan perusahaan. Hal ini untuk mencegah adanya konsep asal ada sertifikat saja di dalam perusahaan.

Strategi implmenetasi ISO 9001:2015 harus didukung dengan memiliki kegiatan internal audit yang efektif. Berikut ini adalah strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan nilai manfaat internal audit ISO 9001:2015.

(1) Memiliki Tim Internal Auditor yang Handal

Kehandalan tim internal auditor dibentuk oleh perusahaan dengan kewenangan yang tepat. Kemampuan internal auditor terbentuk melalui pelatihan dan kegiatan praktek lapangan yang dilakukan dengan supervisi yang tepat. Beberapa perusahaan mengembangkan tim internal audit dan melakukan evaluasi atas kompetensi internal auditor sehingga mendapatkan kemampuan yang tepat dalam memastikan audit dilakukan untuk melihat bagaimana sistem dijalankan. Pengalaman dan keterbukaan organisasi atas kegiatan internal audit dilakukan terkait dengan bagaimana proses internal audit dapat meningkatkan kualitas sistem perusahaan.

(2) Budaya Perusahaan Atas Improvement

Keterbukaan dan bagaimana perusahaan mampu menerima bagaimana kegiatan internal audit dipergunakan oleh perusahaan. Bagaimana suatu budaya perusahaan dijalankan untuk dapat melakukan penanganan atas setiap temuan audit. Temuan audit tersebut dipergunakan untuk dapat meningkatkan nilai positif dalam perusahaan. Setiap temuan menyebabkan adanya perbaikan yang perlu dijalankan. Siklus improvement terbentuk dari kegiatan internal audit itu sendiri.

(3) Pelaksanaan Internal Audit

Seberapa sering perusahaan menjalankan kegiatan internal audit? Sebaiknya proses internal audit dijalankan dengan mempertimbangkan atas resiko terkait dengan proses. Seperti bagaimana kegiatan internal audit akan dijalankan harus mempertimbangkan resiko. Jadwal atas pelaksanaan internal audit dilakukan berdasarkan pada periode audit yang lebih sering dibandingkan dengan departemen yang resiko rendah.

Bagaimana perusahaan menjalankan kegiatan internal audit dijalankan dalam perusahaan? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk menjalankan program pelatihan dan pendampingan internal audit yang efektif. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Mendesain Laboratorium Pada Industri Pangan yang Tepat dan Efektif

Dalam menerapkan Sistem Manajemen Keamanan Pangan pada industri pangan maupun pada industri pakan, memiliki laboratorium adalah salah satu cara untuk dapat secara akurat memastikan bahwa persyaratan keamanan pangan dapat terpenuhi dan terverifikasi secara rutin. Untuk dapat lebih memaksimalkan industri pangan yang dimaksud, mendesain laboratorium adalah langkah yang penting untuk dapat dimaksimalkan.

Lalu bagaimana proses mendesain laboratorium yang tepat?

(a) Memastikan Lay Out Laboratorium yang Sesuai

Dalam penerapan mendesain laboratorium, hal yang terpenting untuk diperhatikan adalah masalah potensi kontaminasi. Apabila perusahaan memiliki laboratorium untuk pengujian mikrobiologi, pastikan bahwa laboratorium tidak menimbulkan kontaminasi yang menyebabkan hasil pemeriksaan tidak akurat. Pengendalian atas kebersihan udara adalah penting untuk lebih memastikan laboratorium bekerja dengan efektif.

(b) Pemakaian Alat Kerja dan Metodologi

Pemilihan metodologi adalah penting dimana aspek presisi dari metode yang dipilih adalah bagian penting untuk dapat dievaluasi. Penetapan atas status presisi adalah penting untuk sesuai dengan tujuan agar hasil uji sesuai dengan regulasi. Perusahaan melakukan pendataan terkait dengan status regulasi/ persyaratan dengan hasil uji yang dimaksud. Beberapa hal yang perlu dicermati dari alat kerja ataupun metodologi adalah terkait dengan akurasi sesuai dengan persyaratan produk.

(c) Verifikasi Uji Laboratorium

Melakukan proses pengujian harus dapat dipastikan terverifikasi dengan laboratorium yang telah terakreditasi. Proses verifikasi ini dapat dilakukan dengan program profisiensi atau pengujian terkait dengan pengujian produk sebagai pembanding.

Bagaimana dengan proses pengembangan sistem manajemen laboratorium di perusahaan Anda? Lakukan proses pencarian referensi yang tepat untuk mendesain dan melakukan instalasi laboratorium perusahaan yang sesuai dengan persyaratan keamanan pangan. (amaryllliap@gmail.com, 08129369926)