5 Hal Penting dalam Mendesain Fungsi PPIC dalam Industri

Bagi perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing, penyusunan fungsi PPIC dalam industri adalah penting dan kritikal. Hal ini mempertimbangkan bahwa PPIC menjadi bagian penting untuk mengakomodasi kebutuhan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan sehingga seluruh order dapat terealisasi dengan tepat dan baik. Untuk mengendalikan sistem yang dijalakan tersebut, perusahaan dapat menyusun fungsi yang terkait dengan pengendalian atas penjadwalan atas kegiatan produksi sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.

Berikut ini adalah 5 (lima) hal penting yang harus diprhatikan perusahaan ketika mendesain fungsi PPIC.

(1) Mempertimbangkan Sarana dan Prasarana Perusahaan

Menetapkan standar terkait dengan perencanana produksi harus mempertimbangkan kondisi fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan, seperti kapasitas stock dan kapasitas produksi. Hal ini menjadi pertimbangan kuat terkait dengan bagaimana perusahaan harus memastikan bahwa kesesuaian tersebut dapat dijalankan dengan tepat dan maksimal.

(2) Kapasitas dari Supplier/Vendor

Bagaimana supplier/ vendor dapat bertanggung jawab dalam memastikan bahwa barang yang disupply sesuai dengan standar persyaratan yang telah ditetapkan. Penentuan atas kapasitas dari vendor tersebut akan menentukan bagaimana proses pengiriman bahan baku masuk ke dalam perusahaan untuk kemudian dihitung sebagai waktu tunggu untuk proses produksi.

(3) Tahapan Proses Produksi

Detail atas tahapan proses produksi menjadi hal penting dalam penetapan desain alir proses serta pencatatan administrasi terkait dengan kegiatan produksi. Penetapan stock awal dan stock akhir pada setiap tahapan proses menjadi hal penting yang harus dipertimbangkan dalam kegiatan dan proses produksi. Kegiatan proses produksi harus dipastikan untuk menjadi bagian yang dikelola dengan tepat termasuk di dalamnya adalah stock managementnya.

(4) Sistem Inventory dan Pengiriman barang

Penetapan atas proses pengelolaan pergudangan serta pengiriman barang menjadi bagian penting untuk dihitung dan menetapkan tahapan dari persiapan pengiriman serta menjaga asupan produk yang masuk ke dalam inventory. Persiapan pengiriman harus dilakukan untuk dapat melihat bagaimana proses penanganan dan pengelolaan barang dijalankan secara efektif.

(5) Evaluasi dan Pengendalian Proses

Perusahaan diharapkan menetapkan periode evaluasi yang harus dijalankan serta bagaimana proses pengendalian proses dilakukan pada setiap tahapannya. Pemeriksaan serta proses verifikasi dilakukan untuk dapat melihat bagaimana proses tersebut dijalankan dengan tepat dan efektif. Pengecekan atas status pengendalian perlu menjadi perhatian penting untuk memastikan bahwa seluruh proses terkendali dengan tepat.

Bagaimana pengembangan unit kerja PPIC di perusahaan Anda. Lakukan proses pengendalian dan pengembangan terkait dengan departemen PPIC dalam perusahaan secara tepat. (amaryllliap@gmail.com, 08129369926)

Menetapkan Sistem QC yang Tepat Dalam Industri

Banyak perusahaan yang belum melihat fungsi utama dari QC dalam arti yang tepat. Beberapa contoh, ditemukan bahwa QC seringkali menjadi penanggung jawab utama dari kualitas produk. Hal ini bukanlah sesuatu yang benar, mengingat penanggung jawab kualitas itu sendiri adalah seluruh elemen perusahaan. Dalam prinsip Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015, mutu terbentuk dari suatu proses yang berdasarkan pada ketetapan yang disepakai berdasarkan pada kepatuhan perusahaan atas regulasi, peraturan maupun persyaratan pelanggan. Konsep mutu yang secara luas, diartikan sebagai proses untuk melampaui batasan kepuasan pelanggan.

Berikut bagaimana perusahaan harus menetapkan mekanisme ruang lingkup QC yang tepat dan efektif dalam perusahaan.

(1) Penjaga Spesifikasi Produk/Proses

Spesifikasi dibentuk berdasarkan pada kesepakatan ataupun trial proses yang dijalankan perusahaan agar memenuhi persyaratan kualitas sesuai dengan ketetapan pelanggan. Dalam beberapa kondisi, penetapan spesifikasi dilakukan oleh QC adalah menjadi batasan bagaimana persyaratan kualitas tersebut dijadikan acuan.

(2) Melakukan Verifikasi Metide Sampling

Peranan QC dalam proses inspeksi banyak tergantung dengan metode pengujian. Dalam setiap proses pengujian, pengambilan sampling adalah aspek kritikal yang menjadi penentu apakah produk bisa dinyatakan sesuai atau tidak. Proses pengujian sample haeus diverifikasi, mengingat perubahan kuakitas akan mempengaruhi metode. Hal yang perlu diwaspadai adalah munculnya trend kualitas yang menurun.

(3) Kualifikasi Personel QC

Tim QC harus memiliki kemampuan untuk melakukan proses pengujian. Termasuk di dalamnya adalah pengujian dengan alat atau tanpa alat. Profisiensi perlu dilakukan terkait dengan bagaimana personel melakukan proses pengujian. Untuk meningkatkan kualitas SDM, pelatihan yang dilakukan harus dipastikan dijalankan secara konsisten.

(4) Evaluasi dan Analisis

Dalam proses pengujian ataupun pemeriksaan, QC akan menemukan informasi berupa data-data yang dapat dipergunakan sebagai panduan dalam pemecahan masalah. Trend kualitas harus dilakukan evaluasi untuk secara maksimal bisa dilakukan perbaikan di dalam perusahaan.

(5) Pelaksanaan Improvement Kualitas

QC ditempatkan sebagai posisi yang bertugas melakukan evaluasi dan dukungan untuk menjalankan improvement. Pemahaman atas bagaimana prises dijalankan agar mendapatkan kualitas yang lebih baik adalah point penting yang harys dijalankan dalam perusahaan.

Pengelolaan atas sistem manufacturing harus melihat kualitas sebagai aspek penentu keberhasilan persaingan. Mengupayakan budaya kerja yang terfokus kepada kualitas dapat meningkatkan profit dan produktifitas bisnis. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Mendesain Activity Based Cost Pada Sektor Jasa

Struktur activity based cost adalah solusi yang tepat dalam perusahaan untuk dapat mengalihkan biaya ke dalam aspek yang produktif. Perhitungan dilakukan dengan melihat seberapa besarnya alokasi atas biaya dijalankan untuk menghasilkan suatu produk atas jasa yang dihasilkan. Adapun perhitungan yang dilakukan dalam activity based cost terlihat lebih efisien apabila dibandingkan dengan komposisi sistem pembiayaan konvensional, khususnya pada sektor jasa, proses penyusunan activity based cost menjadi langkah yang paling tepat dalam menghasilkan solusi bagi perusahaan.

Untuk mendesain acitivity based cost pada sektor jasa, ada baiknya perusahaan menjalankan langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Mendesain Business Process

Perusahaan memetakan business process yang dijalankan dalam perusahaan, baik hal itu menyangkut pada proses yang terkait dengan kegiatan utama (core process) maupun kegiatan pendukung (support process). Lakukan proses analisis atas setiap tahapan proses yang ada serta memastikan tidak terdapat tahapan yang terlewatkan.

(2) Menghitung Komponen Biaya Dalam Proses

Lakukan proses perhitungan komponen biaya yang ada dalam proses yang dimaksud. Perhitungan ini meliputi atas waktu yang dipergunakan, sumber daya, kapasitas dari suatu proses serta memetakan biaya yang harus diperhitungkan apabila terdapat kegagalan pada proses yang dimaksud.

(3) Mengukur Output Proses

Output proses menentukan perhitungan nilai yang akan dipertimbangkan dalam penetapan biaya yang dimaksud. Sedikit berbeda dengan manufacturing, output proses yang teridentifikasi pada sektor jasa dikalkulasikan dalam bentuk tangible factor (nilai transaksi pelanggan) dan intangible factor (salah satunya loyalitas pelanggan). Perusahaan sebaiknya mengukur dan mengidentifikasi kedua output process tersebut sebagai suatu proses dalam pencapaian target serta standar pembiayaan yang dilakukan.

Dalam pengelolaan bisnis dalam perusahaan, ada baiknya perusahaan mencari dan mengembangkan inovasi yang tepat. Perubahan pengelolaan pembiayaan dengan pendekatan proses dapat menjadi salah satu pertimbangan yang dapat perusahaan lakukan untuk memperbaiki dan mengembangkan perusahaan secara tepat. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Mengubah Sistem Remunerasi yang Produktif

Dalam konsep dasar dari sistem kompensasi dan benefit, aplikasi remunerasi dijalankan selain terkait dengan proses pembayaran upah juga dijalankan untuk dapat memastikan adanya peningkatan motivasi dari karyawan dalam memberikan kontribusi ke perusahaan. Upah yang terlalu menekan dapat menunjukkan bahwa apresiasi perusahaan atas individu karyawan di dalam perusahaan tidak berjalan dengan baik. Tidak sedikit perusahaan yang menyadari bahwa sistem remunerasi yang tepat dapat meningkatkan produktifitas dari individu karyawan.

Lalu bagaimana perusahaan menetapkan sistem remunerasi yang dapat berjalan produktif dan dapat meningkatkan motivasi dari individu karyawan secara tepat. Berikut ini adalah beberapa langkah yang perusahaan dapat jalankan dalam pengembangan sistem remunerasi yang dimaksud.

(1) Mengidentifikasi Aspek Prestasi Karyawan

Melihat pada kebutuhan produktifitas, perusahaan sangat perlu untuk menetapkan kriteria-kriteria keberhasilan/ prestasi dari karyawan yang dapat diapresiasi dalam bentuk remunerasi. Terdapat dua alternatif pilihan yang dapat dilakukan oleh perusahaan, yang pertama adalah dengan mengembangkan sistem insentif/ komisi berdasarkan pada prestasi tersebut dan kedua adalah dengan memberikan sistem point yang kemudian diakselerasikan dengan jenjang karir karyawan. Kedua alternatif tersebut dapat dipergunakan secara bersamaan atau dapat dipergunakan secara terpisah.

(2) Menetapkan Variabel Tunjangan

Banyak perusahaan yang cenderung memberikan kompensasi dalam bentuk upah secara utuh tanpa tunjangan. Hal ini sebenarnya tidak menjadi masalah. Namun dalam penerapan aspek produktifitas akan menyulitkan karena setiap jabatan dan unit kerja yang ada dalam perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda. Penetapan tunjangan itu sendiri dapat dijalankan terkait dengan aspek prestasi atau output kerja dan juga dapat terkait dengan potensi atas individu yang dimaksud. Potensi produktifitas dapat diukur melalui keahlian khusus yang dipergunakan perusahaan sebagai penunjang produktifitas.

(3) Menghindari Fixed Salary

Dalam sistem kompensasi konvensional, penggunaan fixed salary dapat dipergunakan untuk perusahaan-perusahaan yang nyaman dalam zona bisnisnya. Namun untuk perusahaan yang berada dalam zona kompetitif, penetapan fixed salary dapat beresiko atas bisnis. Ada baikna fixed salary dipergunakan untuk posisi jabatan yang bersifat administratif, itu pun juga sebaiknya dihindari. Karyawan dalam perusahaan harus dipastikan memiliki awareness yang kuat bahwa prestasi dan produktifitas adalah nilai penting untuk dicapai. Beberapa perusahaan yang sangat berorientasi kepada produktifitas tidak jarang memberikan apresiasi prestasi melebihi gaji pokok sampai dengan dua kali lipat.

Hal yang pasti untuk dipertimbangkan oleh perusahaan adalah bagaimana sistem yang dijalankan dalam perusahaan tidak melanggar persyaratan compliance dari peraturan pemerintah dan memastikan tingkat kesejahteraan karyawan terpenuhi. Penting untuk dapat memastikan bahwa karyawan tidak merasa terancam dan justru termotivasi dengan sistem remunerasi yang tepat. Ada baiknya perusahaan mencari referensi eksternal yang tepat untuk dapat mendesain sistem remunerasi yang dijalankan dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Mendesain Kompetensi yang Tepat dalam Organisasi

Pengelolaan manajemen SDM (Sumber Daya Manusia) dalam organisasi harus dipastikan sejalan dengan visi dan misi yang telah disusun oleh perusahaan. Banyak perusahaan yang gagal dalam mendesain kompetensi. Hal ini bisa disebabkan oleh banyaknya perusahaan yang menyalin kompetensi saja dari perusahaan lain. Sehingga kompetensi yang muncul dalam persahaan menjadi tidak tepat untuk dipergunakan. Mempertimbangkan permasalahan tersebut, perusahaan sebaiknya menjalankan tahapan-tahapan untuk mendesain kompetensi yang tepat dalam perusahaan.

(1) Melakukan Identifikasi Atas Nilai-nilai Perusahaan

Melakukan analisis atas visi dan misi perusahaan yang tertuang dalam nilai-nilai perusahaan. Proses identifikasi ini sangat bermanfaat dalam mendesain kompetensi non teknis.

(2) Melakukan Evaluasi Persyaratan Teknis

Mengidentifikasi persyaratan – persyaratan teknis yang ditetapkan dalam jabatan yang dimaksud serta bagaimana persyaratan teknis tersebut dipastikanbteralokasi dalam bentuk dimensi opererasional teknis kompetensi. Penetapan atas kriteria dari kompetensi teknis adalah sangat kritikal dan membutuhkan valudasi yang tepat.

(3) Menetapkan Kriteria Teknis Struktural

Bagaimana status atas kriteria strukural ditetapkan dalam penetapan kamus kompetensi. Tersedia banyak kriteria yang ditetapkan pada setiap level jabatan sesuai dengan standar persyaratan yang ada.

Bagaimana perusahaan Anda menyusun persyaratan kompetensi saat ini? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk dapat mengembangkan Sistem Manajemen SDM dalam perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Strategi Efisiensi yang Tepat Dalam Perusahaan

Dalam kondisi dimana perusahaan mengalami banyak tantangan secara bisnis, salah satu konsep bertahan yang paling efektif adalah menjalankan efisiensi. Namun tidak sedikit perusahaan mengalami permasalahan dari pelaksanaan strategi efisiensi yang tidak tepat. Untuk dapat memnimalkan dampak negatif dari efisiensi, berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh perusahaan.

(1) Memilah Budget Biaya dengan Tepat

Biaya yang harus benar-benar diminimalkan adalah biaya yang tidak bersifat produktif. Namun bukan berarti menghilangkan biaya pengendalian perusahaan. Pengalihan dalam bentuk teknologi mungkin terlihat memberikan investasi tinggi, namun apabila dapat meningkatkan produktifitas dan meminimalkan resiko bisnis mungkin menjadi tepat untuk dapat dipertimbangkan.

(2) Mengembangkan Program Peningkatan Produktifitas

Memastikan bahwa program peningkatan atas produktifitas pada setiap lini operasional dijalankan. Dalam bidang manufacturing, adalah tidak bijaksana melakukan efisiensi atas budget maintenance ataupun pengembangan SDM yang terkait dengan peningkatan produktifitas.

(3) Melakukan Efisiensi Perusahaan Secara Total

Apabila perusahaan terpaksa menutup operasionalnya dan tidak terdapat alternatif dalam pengembangan usaha lainnya. Maka langkah efisiensi perusahaan secara total dapat dilakukan. Namun ada baiknya sebelumnya menjalankan hal tersebut, perusahaan membangun Business Continuity Plan untuk mempertimbangkan recovery business setelah efisiensi total dijalankan.

Bagaimana perusahaan Anda melakukan proses penyusunan program efisiensi? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk dapat meningkatkan efisiensi perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

5 Kesalahan Perusahaan dalam Penerapan Sistem ISO 9001

Saat ini banyak perusahaan yang telah memiliki Sistem ISO 9001, namun dalam kondisi aktualnya penerapan atas Sistem ISO 9001 itu sendiri tidak berjalan dengan tepat dan efektif. Lalu dimana letak kesalahan dalam penerapan Sistem ISO 9001 yang dijalankan oleh perusahaan. Berikut ini adalah 5 (lima) kesalahan yang muncul dari ketidaktepatan penerapan Sistem ISO 9001.

(1) Pemahaman Atas Pentingnya Sistem ISO 9001

Beberapa perusahaan memiliki kesalahan dalam memahami penting dan manfaat dari Sistem ISO 9001. Sehingga memunculkan persepsi bahwa penerapan Sistem ISO 9001 hanya berkaitan dengan aspek dokumentasi dan pencatatan yang bersifat normatif. Ada baiknya perusahaan melihat bahwa ISO 9001 adalah alat improvement yang efektif dalam perusahaan. Dimana seluruh resiko yang muncul dapat terkendali serta adanya pengukuran dalam organisasi yang tepat.

(2) Minimnya Partisipasi dalam Perusahaan

Beberapa perusahaan menjalankan ISO 9001 terbatas hanya kepada beberapa kelompok karyawan. Sosialisasi tidam berjalan efektif, hal ini dapat berakibat dari proses implementasi yang berjalan sekedarnya. Ada baiknya perusahaan memaksimalkan setiap individu dalam perusahaan untuk mengimplementasikan sistem secara maksimal.

(3) Keterbatasan Metode Pengukuran

Orientaai sistem yang dijalankan dalam perusahaan sangat terbatas. Konsep pengukuran tidak berjalan secara maksimal dalam perusahaan. Perusahaan hanya menjalankan sistem operasional tanpa adanya pengukuran kinerja yang efektif.

(4) Siklus Pembelajaran yang Tidak Tuntas

Salah satu pelaksana dari sistem adalah individu. Dalam beberapa hal, individu tidak mendapatkan bekal pelatihan yang maksimal, sesuai dengan kebutuhan kompetensinya. Hal ini menyebabkan konsep kesadaran dan kepemimpinan tidak berjalan secara maksimal dalam perusahaan.

(5) Pengelolaan Stakeholder yang Tidak Optimal

Bagaimana proses pengelolaan atas stakeholder sebagai fungsi supppydalam sisitem berjalan? Ketiadaan sistem serta aturan yang jelas dalam perusahaan yang terjait atas stakeholder mampu menyebabkan sistem tidak berjalan secara maksimal.

Bagaimana perusahaan Anda menjalankan ISO 9001? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk dapat mengimplementasikan dan mengembangkan sistem manajemen dalam perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Bagaimana Mengukur Kontinyuitas Bisnis Perusahaan Secara Tepat?

Perusahaan secara umum memiliki perencanaan atas keberlangsungan bisnisnya. Perencanaan ini berlangsung dalam aspek jangka panjang dan jangka pendek. Memastikan bisnis dapat berlangsung secara kontinyu adalah tujuan dari setiap perusahaan, sehingga tidak salah apabila setiap perusahaan memiliki perencanaan tersendiri terkait dengan kontinyuitas bisnis dalam perusahaan. Lalu bagaimana cara yang tepat bagi setiap perusahaan untuk mengukur kontinyuitas bisnis dengan efektif?

(1) Proporsi Target Perusahaan

Kontiyuitas bisnis yang tepat mampu membagi target perusahaan tidak hanya dalam ukuran jangka pendek saja, namun jangka panjang. Perusahaan harus mampu menyusun skema-skema yang tepat dan efektif apabila target yang diharapkan tidak tercapai. Contigency plan ditetapkan sebagai alternatif dari setiap target yang tidak diinginkan tidak dapat tercapai dengan efektif.

(2) Pengelolaan Jaringan Pendukung Bisnis

Banyak perusahaan harus melihat bahwa jaringan pendukung bisnis memiliki kekuatan untuk menjaga bisnis perusahaan dengan tepat. Penilaian atas efektifitas dari kekuatan jaringan pendukung bisnis harus dapat dipastikan memberikan kontribusi dalam perusahaan. Tidak ada salahnya perusahaan menjalankan investasi dalam pengembangan jaringan pendukung bisnis.

(3) Pembentukan Karakteristik Pelanggan

Pelanggan yang dimiliki oleh perusahaan merupakan kunci utama dalam menjaga keberlangsungan bisnis. Banyak perusahaan yang melupakan berapa jumlah pelanggan yang dibentuk dan dicipatkan oleh perusahaan. Perusahaan yang hanya berpikir untuk menjalankan order dari pelanggan adalah salah satu ciri perusahaan yang secara keberlangsungannya terbatas, karena ada saat pelanggan tidak membutuhkan perusahaan tersebut lagi. Menciptakan pelanggan adalah proses yang wajib dan perlu untuk dilakukan perusahaan. Nilai kebergantungan pelanggan kepada perusahaan menjadi nilai penting yang harus didesain oleh perusahaan.

Bagaimana strategi perusahaan Anda dalam menjalankan keberlangsungan bisnis? Lakukan pencarian referensi eksternal yang tepat untuk dapat memastikan bisnis Anda dapat berjalan kontinyu. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Peranan Konsultan dalam Menjalankan Program Efisiensi Perusahaan

Dalam pengelolaan program efisiensi dalam perusahaan, adalah penting untuk memastikan bahwa program efisiensi dapat dijalankan dengan tepat dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Tidak sedikit perusahaan gagal menjalankan program efisiensi dengan tepat. Lalu bagaimana cara perusahaan menjalankan program efisiensi itu sendiri apabila dibantu dengan konsultan?

Berikut ini adalah peranan konsultan yang dapat dilakukan untuk menjalankan program efisiensi perusahaan.

(1) Menganalisis Nilai Efisiensi

Konsultan dapat berperan untuk melakukan kalkulasi yang terkait dengan potensi-potensi efisiensi yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menjalankan program efisiensi. Konsultan dapat melakukan identifikasi terkait dengan kebutuhan efisiensi yang akan dijalankan oleh perusahaan.

(2) Menyusun Target Efisiensi

Dari identifikasi nilai efisiensi yang ditetapkan, konsultan menetapkan target efisiensi yang ditetapkan pada perusahaan serta unit-unit departemen yang ada dalam perusahaan. Target yang ditetapkan tersebut ditetapkan dalam bentuk nilai dan angka yang terukur.

(3) Menyusun Program Efisiensi

Konsultan menjalankan proses penyusunan yang terkait dengan program efisiensi yang ditetapkan dalam perusahaan. Menetapkan tindak lanjut serta langkah-langkah yang penting untuk memastikan efisiensi dijalankan dalam perusahaan dengan tepat.

(4) Melakukan Evaluasi Terkait dengan Program Efisiensi

Melakukan analisis terkait dengan pelaksanaan program yang dijalankan dalam perusahaan serta ketepatan sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam proses pelaksanaan program efisiensi.

Bagaimana perusahaan Anda menjalankan program efisiensi? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk melaksanakan program efisiensi. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Penyusunan Sistem Manajeman SDM Perusahaan yang Tepat dalam Sistem New Normal

Konsep dalam pengelolaan perusahaan terkait dengan sistem new normal adalah sangat berbeda dengan pengelolaan perusahaan dalam kondisi sebelumnya. Hal ini terjadi dalam pengelolaan manajemen sumber daya manusia, dimana pengelolaan manajemen sumber daya manusia yang muncul dipastikan berbeda dengan pengelolaan sebelumnya.

Berikut ini adalah beberapa perubahan manajemen sumber daya manusia yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan pengelolaan manajemen SDM (Sumber Daya Manusia).

(1) Pengaturan Pola Kerja

Memastikan program pola kerja dijalankan sesuai dengan protokol kesehatan yang tepat. Hal ini akan mempengaruhi komunikasi, koordinasi dan pengendalian dalam perusahaan. Perubahan ini harus terkaji dengan tepat dan efektif untuk memastikan pengelolaan manajemen SDM dalam perusahaan. Menyusun Standard Operating Procedure yang tepat untuk memastikan bahwa pola kerja terlaksana dengan tepat.

(2) Penggunaan Teknologi

Ada baiknya perusahaan memiliki sistem HR Dashboard untuk melakukan proses pemantauan atas kinerja manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada dalam perusahaan. Penggunaan HR Dashboard dipastikan dapat diakses juga oleh departemen/ divisi lain untuk memantau KPI serta kinerja lainnya dalam perusahaan.

(3) Pengubahan Pola Pembelajaran

Mekanisme pembelajaran dijalankan dalam bentuk tutorial dan manual lengkap yang dapat diakses oleh personel. Pemastian atas evaluasi yang terkait dengan penetapan atas kompetensi yang masuk ke dalam aspek pembelajaran adalah hal penting.

(4) Pengendalian Kehadiran dan Kompensasi dalam Perusahaan

Perusahaan harus menjalankan program kehadiran dalam perusahaan yang efektif, bagaimana sistem kompensasi dijalankan dalam perusahaan dengan menyesuaikan pada produktifitas. Pengukuran produktifitas dijalankan sesuai dengan persyaratan dan dapat terukur secara obyektif.

Bagaimana perusahaan Anda menjalankan konsep New Normal? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang efektif dalam manajemen SDM (Sumber Daya Manusia) untuk memastikan kesesuaian dengan persyaratan dan pengelolaan yang tepat untuk meningkatkan produktifitas. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)