Mengembangkan Sistem yang Terukur

Setiap perusahaan tentu membutuhkan adanya pengendalian yang tepat dan efektif dalam organisasinya. Dalam beberapa kondisi, sistem yang terbentuk bisa saja diabaikan oleh tim yang ada dalam organisasi. Salah satu faktor penyebab adalah sumber daya manusia itu sendiri yang dimana mengalami penyimpangan dalam menjalankan sistem. Untuk dapat meminimalkan kondisi ketidakkonsistenan ini, organisasi bisa mendesain sistem yang dapat secara tepat dan efektif dipergunakan.

Pengembangan sistem terukur dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

(1) Mendesain SLA pada Business Process

Sebelum menyusun SOP (Standard Operating Procedure), pastikan bahwa perusahaan mendesain SLA (Service Level Agrement) yang terukur/ kuantitatif. SLA di sini adalah menciptakan kondisi kriteria keberterimaan yang dapat diterima oleh departemen satu ke departemen lain yang ada dalam organisasi. Sehingga proses akan berjalan secara otomatis apabila kriteria keberterimaan itu sesuai.

(2) Menentukan Process Planning

Setiap proses diupayakan terdapat input dan output yang dimana metode untuk evaluasi terkait dengan input dan output itu berjalan denga tepat. Pemberian informasi/status terkait dengan proses release dan pemeriksaan input dilakukan tercatat agar diverifikasi dengan kewenangan yang berjenjang. Penetapan atas uraian jabatan atas kewenangan yang berjenjang ini menjadi bagian penting dalam organisasi.

(3) Penetapan Mekanisme Evaluasi

Sebagai bentuk dari proses evaluasi, ada baiknya dijalankan. Proses evaluasi dapat dilakukan melalui audit ataupuna penilaian atas pencapaian target yang ada dalam perusahaan. Memeriksa apakah kriteria yang ditetapkan tersebut telah tercapai. Apabila telah tercapai maka sistem/proses dinyatakan sesuai. Namun apabila tidak, maka sistem yang dimaksud adalah tidak sesuai.

(4) Orientasi Target Proses

Penetapan atas KPI atau target per departemen dipergunakan untuk memberikan tantangan bagi pemilik proses agar tidak hanya bekerja dengan konsisten, namun juga melakukan proses improvement. Bagaimana proses perbaikan dijalankan dalam perusahaan dengan tepat dan efektif. Hal ini memberi ruang agar menjalankan fungsi inovasi di perusahaan dengan baik sebagai bentuk untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Bagaimana organisasi di tempat Anda bekerja menjalankan proses pengembangan sistem? Lakukan proses pencarian referensi eksternal untuk memastikan bahwa sistem yang Anda kembangkan dapat terukur dengan efektif. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

5 Hal Penting dalam Mendesain Fungsi PPIC dalam Industri

Bagi perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing, penyusunan fungsi PPIC dalam industri adalah penting dan kritikal. Hal ini mempertimbangkan bahwa PPIC menjadi bagian penting untuk mengakomodasi kebutuhan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan sehingga seluruh order dapat terealisasi dengan tepat dan baik. Untuk mengendalikan sistem yang dijalakan tersebut, perusahaan dapat menyusun fungsi yang terkait dengan pengendalian atas penjadwalan atas kegiatan produksi sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.

Berikut ini adalah 5 (lima) hal penting yang harus diprhatikan perusahaan ketika mendesain fungsi PPIC.

(1) Mempertimbangkan Sarana dan Prasarana Perusahaan

Menetapkan standar terkait dengan perencanana produksi harus mempertimbangkan kondisi fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan, seperti kapasitas stock dan kapasitas produksi. Hal ini menjadi pertimbangan kuat terkait dengan bagaimana perusahaan harus memastikan bahwa kesesuaian tersebut dapat dijalankan dengan tepat dan maksimal.

(2) Kapasitas dari Supplier/Vendor

Bagaimana supplier/ vendor dapat bertanggung jawab dalam memastikan bahwa barang yang disupply sesuai dengan standar persyaratan yang telah ditetapkan. Penentuan atas kapasitas dari vendor tersebut akan menentukan bagaimana proses pengiriman bahan baku masuk ke dalam perusahaan untuk kemudian dihitung sebagai waktu tunggu untuk proses produksi.

(3) Tahapan Proses Produksi

Detail atas tahapan proses produksi menjadi hal penting dalam penetapan desain alir proses serta pencatatan administrasi terkait dengan kegiatan produksi. Penetapan stock awal dan stock akhir pada setiap tahapan proses menjadi hal penting yang harus dipertimbangkan dalam kegiatan dan proses produksi. Kegiatan proses produksi harus dipastikan untuk menjadi bagian yang dikelola dengan tepat termasuk di dalamnya adalah stock managementnya.

(4) Sistem Inventory dan Pengiriman barang

Penetapan atas proses pengelolaan pergudangan serta pengiriman barang menjadi bagian penting untuk dihitung dan menetapkan tahapan dari persiapan pengiriman serta menjaga asupan produk yang masuk ke dalam inventory. Persiapan pengiriman harus dilakukan untuk dapat melihat bagaimana proses penanganan dan pengelolaan barang dijalankan secara efektif.

(5) Evaluasi dan Pengendalian Proses

Perusahaan diharapkan menetapkan periode evaluasi yang harus dijalankan serta bagaimana proses pengendalian proses dilakukan pada setiap tahapannya. Pemeriksaan serta proses verifikasi dilakukan untuk dapat melihat bagaimana proses tersebut dijalankan dengan tepat dan efektif. Pengecekan atas status pengendalian perlu menjadi perhatian penting untuk memastikan bahwa seluruh proses terkendali dengan tepat.

Bagaimana pengembangan unit kerja PPIC di perusahaan Anda. Lakukan proses pengendalian dan pengembangan terkait dengan departemen PPIC dalam perusahaan secara tepat. (amaryllliap@gmail.com, 08129369926)

Menjalankan Proses Audit ISO 37001 Secara Efektif

Kegiatan internal audit dalam audit ISO 37001 adalah kegiatan yang menjadi mandatory/ wajib. Seperti pada jenis sertifikasi ISO lainnya. Prinsip untuk menjalankan kegiatan audit dilakukan dengan menerapkan prinsip ISO 19011:2018 sebagai pendoman dalam menjalankan kegiatan audit internal ISO 37001. Untuk dapat menjalankan kegiatan internal audit ISO 37001, berikut ini adalah beberapa tahapan yang dapat dilakukan oleh perusahaan.

(1) Mempersiapkan Kegiatan Audit Internal

Perusahaan menetapkan tim yang menjadi internal auditor. Tim ini dilatih untuk memahami persyaratan apa saja yang diwajibkan dalam kegiatan audit ISO 37001. Penetapan atas seleksi tim internal audit selain terkait dengan pemahaman persyaratan juga wajib untuk mempertimbangkan aspek soft skill yang terkait dengan aspek ethical yang diperlukan oleh auditor. Penyusunan jadwal kegiatan audit internal harus dipastikan ditetapkan sesuai dengan tingkatan resiko dari departemen yang ada dalam perusahaan. Dimana departemen dengan resiko tinggi, sebaiknya mendapatkan frekuensi audit yang lebih tinggi/sering dibandingkan dengan departemen dengan resiko rendah.

Secara administrasi, perencanaan audit dijalankan dengan menyusun checklist audit internal, yang dimana di dalamnya terdapat parameter pemeriksaan yang berhubungan dengan klausul pada ISO 37001. Penetapan parameter itu sendiri ditujukan sesuai dengan fungsi dan jabatan yang ada dalam organisasi.

(2) Menjalankan Kegiatan Audit Internal

Pelaksanaan atas audit internal melalui beberapa tahapan yang dimana membutuhkan perhatian yang tepat. Keahlian/skill dari auditor adalah menjadi bagian yang penting untuk dipastikan secara efektif dapat menjalankan kegiatan audit internal. Proses evaluasi yang dilakukan dalam kegiatan audit internal ini tidak hanya meliputi pada bagaimana sistem dijalankan, namun juga melihat kepada potensi kemunculan dari kasus bribery dan fraud tersebut dijalankan. Identifikasi atas potensi tersebut dapat memberikan perbaikan ke dalam sistem

(3) Pelaksanaan Tindakan Perbaikan

Tujuan dari audit dijalankan untuk memastikan bahwa setiap temuan yang teridentifikasi dalam sistem akan dilakukan proses pelaksanaan perbaikan. Perbaikan yang ditetapkan berdasarkan kepada analisis permasalahan yang timbul yang kemudian menetapkan tindakan perbaikan yang dapat dijalankan. Tindakan perbaikan yang dilakukan dijalankan untuk meminimalkan resiko atas potensi kemunculan kasus bribery/ fraud dan peramalahan penyimpangan sistem.

Perusahaan/organisasi harus memastikan bahwa setiap kegiatan audit internal yang dimaksud dilakukan secara tertulis dan dengan efektif berjalan. Perusahaan harus memastikan atas pelaksanaan sistem dijalankan dengan tepat dan efektif. Lakukan encarian referensi eksternal yang tepat untuk dapat memaksimalkan pelaksanaan Sistem Manajemen Anti Penyuapan ISO 37001. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Merubah Bisnis Model Organisasi dengan Tepat dan Efektif

Ketika menghadapi tantangan, perusahaan diharapkan untuk menghadapinya dengan berbagai macam strategi. Salah satu penanganan strategi. Terkadang strategi yang terbentuk adalah strategi yang dimana perubahan yang dilakukan adalah sederhana namun tidak jarang menghasilkan dampak yang kompleks.

Setiap perusahaan yang muncul harus dipastikan dilengkapi dengan perencanaan yang tepat dan efektif. Perencanaan tersebut didesain dengan melihat tujuan dan kondisi perusahaan. Secara prinsip perubahan harus diatur secara struktural.

Penerapan atas perubahan dan bisnis model harus mempertimbangkan beberapa hal berikut.

(1) Mengidentifikasi Keterkaitan Proses dengan Pihak Eksternal

Perusahaan harus melihat keterkaitan dengan pihak lain di luar organisasi. Hal ini sangat penting untuk dipertimbangkan, mengingat terkait dengan karakteristik dan kebutuhan yang ditetapkan pada pihak eksternal. Business Model yang terbentuk harus mengakomodasi seluruh kebutuhan dari pihak eksternal tersebut. Mengingat bahwa keberlangsungan atas bisnis

(2) Kemampuan SDM (Sumber Daya Manusia)

Dalam perusahaan dimana SDM yang dimiliki mempunyai kemampuan beradaptasi yang baik maka proses perubahan bisnis model adalah suatu perkara mudah. Namun hal ini akan menjadi lain, apabila proses perubahan ini dilakukan pada perusahaan dimana kemampuan SDM yang ada terbatas. Berbagai pertimbangan akan menjadi suatu hal yang mendasari penanganan atas perubahan yang dimaksud. Apabila perubahan tersebut tidak menyebabkan perubahan signifikan yang berhubungan dengan kompetensi maka perbaikan kompetensi tidak terlalu menjadi fokus.

(3) Pengkajian Sistem Perubahan

Proses perubahan sistem dijalankan untuk memastikan bahwa sistem perubahan terkait dengan penerapan dalam bisnis model yang ada sesuai dengan perencanaan perubahan. Perencanaan perubahan harus dijalankan secara terstruktur untuk dapat memastikan bagaimana proses perubahan model yang dijalankan bisa dilakukan evaluasi dengan tepat. Transisi yang terkait dengan perubahan harus dipastikan berjalan dengan tepat dan terstruktur.

Bagaimana perusahaan menjalankan perubahan model yang dijalankan? Lakukan proses untuk memastikan perencanaan terkait dengan perubahan business process yang dijalankan di perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Mengembangkan Budaya Anti Korupsi Sesuai dengan ISO 37001

Penerapan Sistem Manajemen Anti Korupsi ISO 37001 adadalah hal penting yang perlu dilakukan oleh seluruh perusahaan untuk mendapatkan persaingan yang positif di dalam organisasi. Salah satu dasar yang paling tepat dijalankan adalah dengan mengembangkan budaya anti korupsi di dalam perusahaan. Penerapan penting ini harus dimulai terkait dengan pengembangan budaya anti korupsi. Lalu bagaimana proses pengembangan budaya anti korupsi yang tepat sesuai dengan mekanisme ISO 37001.

(1) Memberikan Penjelasan Budaya Anti Korupsi

Hal ini menjadi bagian terpenting dalam organisasi, dimana budaya anti korupsi yang terbentuk di dalam perusahaan bukanlah hanya jargon semata tetapi juga menjadi bagian penting dari penetapan sistem di dalam perusahaan. Memberikan penjelasan dengan informasi dan penjelasan sederhana dimana implementasi akan menjadi lebih mudah dijalankan.

(2) Proses Sosialisasi yang Tepat

Bagaimana perusahaan menjalankan kegiatan sosialisasi terkait dengan anti korupsi? Beberapa perusahaan memberikan pelatihan dan menjalankan sosialisasi, beberapa memastikan proses sosialisasi dijalankan melalui flyer dan informasi tertulis. Proses sosialisasi yang tepat dilakukan dengan mengembangkan metode komunikasi yang efektif. Komunikasi ini dapat berjalan secara internal dan eksternal. Pengaturan atas sanksi dan informasi terkait dengan penanganan atas pelaporan yang berhubungan dengan korupsi juga wajib untuk dilakukan.

(3) Penyusunan Kompetensi terkait dengan Anti Korupsi

Bahaimana menjalankan kompetensi atas anti korupsi dapat dijalankan dalam perusahaan? Penetapan deskripsi serta informasi atas detail kompetensi ditetapkan dalam satuan kompetensi yang ditetapan sesuai dengan persyaratan anti korupsi yang dijalankan untuk memastikan bahwa kompetensi dilakukan secara maksimal

Bagaimana penyusunan standar kompetensi dijalankan dalam perusahaan? Lakukan pengembangan yang tepat terkait dengan pelaksanaan Sistem Manajemen Anti Penyuapan dalam Organisasi Anda. Penggunaan referensi eksternal yang tepat dapat dilakukan oleh perusahaan dalam mengembangkan budaya anti korupsi di dalam organisasi. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Mengefektifkan Internal Audit ISO 9001:2015 di Dalam Perusahaan

Pelaksanaan atas internal audit dijalankan untuk dapat memastikan bahwa program internal audit dapat memberikan kontribusi yang efektif ke dalam pelaksanaan sistem di dalam perusahaan. Dalam penerapan sistem ISO 9001:2015, realisasi atas sistem harus melekat ke dalam kegiatan perusahaan. Hal ini untuk mencegah adanya konsep asal ada sertifikat saja di dalam perusahaan.

Strategi implmenetasi ISO 9001:2015 harus didukung dengan memiliki kegiatan internal audit yang efektif. Berikut ini adalah strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan nilai manfaat internal audit ISO 9001:2015.

(1) Memiliki Tim Internal Auditor yang Handal

Kehandalan tim internal auditor dibentuk oleh perusahaan dengan kewenangan yang tepat. Kemampuan internal auditor terbentuk melalui pelatihan dan kegiatan praktek lapangan yang dilakukan dengan supervisi yang tepat. Beberapa perusahaan mengembangkan tim internal audit dan melakukan evaluasi atas kompetensi internal auditor sehingga mendapatkan kemampuan yang tepat dalam memastikan audit dilakukan untuk melihat bagaimana sistem dijalankan. Pengalaman dan keterbukaan organisasi atas kegiatan internal audit dilakukan terkait dengan bagaimana proses internal audit dapat meningkatkan kualitas sistem perusahaan.

(2) Budaya Perusahaan Atas Improvement

Keterbukaan dan bagaimana perusahaan mampu menerima bagaimana kegiatan internal audit dipergunakan oleh perusahaan. Bagaimana suatu budaya perusahaan dijalankan untuk dapat melakukan penanganan atas setiap temuan audit. Temuan audit tersebut dipergunakan untuk dapat meningkatkan nilai positif dalam perusahaan. Setiap temuan menyebabkan adanya perbaikan yang perlu dijalankan. Siklus improvement terbentuk dari kegiatan internal audit itu sendiri.

(3) Pelaksanaan Internal Audit

Seberapa sering perusahaan menjalankan kegiatan internal audit? Sebaiknya proses internal audit dijalankan dengan mempertimbangkan atas resiko terkait dengan proses. Seperti bagaimana kegiatan internal audit akan dijalankan harus mempertimbangkan resiko. Jadwal atas pelaksanaan internal audit dilakukan berdasarkan pada periode audit yang lebih sering dibandingkan dengan departemen yang resiko rendah.

Bagaimana perusahaan menjalankan kegiatan internal audit dijalankan dalam perusahaan? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk menjalankan program pelatihan dan pendampingan internal audit yang efektif. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Mendesain Laboratorium Pada Industri Pangan yang Tepat dan Efektif

Dalam menerapkan Sistem Manajemen Keamanan Pangan pada industri pangan maupun pada industri pakan, memiliki laboratorium adalah salah satu cara untuk dapat secara akurat memastikan bahwa persyaratan keamanan pangan dapat terpenuhi dan terverifikasi secara rutin. Untuk dapat lebih memaksimalkan industri pangan yang dimaksud, mendesain laboratorium adalah langkah yang penting untuk dapat dimaksimalkan.

Lalu bagaimana proses mendesain laboratorium yang tepat?

(a) Memastikan Lay Out Laboratorium yang Sesuai

Dalam penerapan mendesain laboratorium, hal yang terpenting untuk diperhatikan adalah masalah potensi kontaminasi. Apabila perusahaan memiliki laboratorium untuk pengujian mikrobiologi, pastikan bahwa laboratorium tidak menimbulkan kontaminasi yang menyebabkan hasil pemeriksaan tidak akurat. Pengendalian atas kebersihan udara adalah penting untuk lebih memastikan laboratorium bekerja dengan efektif.

(b) Pemakaian Alat Kerja dan Metodologi

Pemilihan metodologi adalah penting dimana aspek presisi dari metode yang dipilih adalah bagian penting untuk dapat dievaluasi. Penetapan atas status presisi adalah penting untuk sesuai dengan tujuan agar hasil uji sesuai dengan regulasi. Perusahaan melakukan pendataan terkait dengan status regulasi/ persyaratan dengan hasil uji yang dimaksud. Beberapa hal yang perlu dicermati dari alat kerja ataupun metodologi adalah terkait dengan akurasi sesuai dengan persyaratan produk.

(c) Verifikasi Uji Laboratorium

Melakukan proses pengujian harus dapat dipastikan terverifikasi dengan laboratorium yang telah terakreditasi. Proses verifikasi ini dapat dilakukan dengan program profisiensi atau pengujian terkait dengan pengujian produk sebagai pembanding.

Bagaimana dengan proses pengembangan sistem manajemen laboratorium di perusahaan Anda? Lakukan proses pencarian referensi yang tepat untuk mendesain dan melakukan instalasi laboratorium perusahaan yang sesuai dengan persyaratan keamanan pangan. (amaryllliap@gmail.com, 08129369926)

Mengendalikan Resiko Fraud Keamanan Pangan Dalam Perusahaan

Penerapan sistem anti fraud sudah banyak dilakukan oleh perusahaan maupun organisasi/instansi pemerintah. Penerapan sistem ini selain dijalankan untuk kebutuhan internal perusahaan, juga diperBanyak perusahaan terperangkap dalam budaya perusahaan yang dapat menimbulkan Fraud di dalam perusahaan. Salah satu faktor budaya negatif yang seringkali menimbulkan adanya potensi Fraud adalah aspek kedekatan dalam perusahan. Dalam perusahaan, aspek kedekatan antar personel menjadi hal yang positif dan juga negatif. Positifnya adalah meningkatkan kerja tim sehingga meningkatkan produktifitas, namun sisis negatif yang ada dalam perusahaan.

Namun sisi negatif yang muncul adalah adanya resiko yang terkait dengan status resiko dari aspek fraud, dimana kemunculan toleransi yang muncul dalam perusahaan terkait dengan status fraud yang dimaksud. Lalu bagaimana cara yang paling tepat yang dapat dipergunakan oleh perusahaan? Berikut tahapan yang dapat perusahaan kembangkan untuk mencegah adanya fraud yang terkait dengan sistem persyaratan keamanan pangan.

(1) Menetapkan Budaya Keamanan Pangan

Identifikasi nilai-nilai positif apa yang akan perusahaan lakukan. Dimana perusahaan diminta untuk melakukan analisis terkait hal negatif yang beresiko mengurangi komitmen atas kepatuhan keamanan pangan. Penerapan nilai-nilai positif harus dipastikan dilakukan dengan cara yang mudah dipahami dan diterapkan. Sehingga budaya keamanan pangan bisa terimplementasi dengan efektif.

(2) Menetapkan Sistem Verifikasi Proses

Sistem verifikasi proses harus dipastikan dijalankan dengan sistem yang terukur. Proses pencatatan dan pelaksanannya dilakukan oleh personel yang kompeten dan terlatih. Peningkatan atas pengukuran yang terkait dengan evaluasi inspeksi dipastikan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.

(3) Menjalankan Seleksi dan Audit Supplier yang Tepat

Fraud yang bersumber pada kolusi untuk supplier dapat diminimalkan dengan menjalankan proses seleksi dan audit supplier yang tepat dan efektif. Proses seleksi dan audit supplier mencantumkan parameter dan klasifikasi yang terkait dengan bagaimana proses seleksi dan audit supplier tersebut dijalankan. Memastikan bahwa konsep atas seleksi dan audit menjadi screening/ pembatasan untuk mengklasifikasikan supplier yang memiliki resiko menjalankan fraud.

(4)Pengendalian Transaparansi Komunikasi

Perusahaan mengembangkan konsep/proses yang tepat untuk dapat mengendalikan transparansi komunikasi. Melalui proses komunikasi yang transparan tersebut, perusahaan memastikan bahwa setiap komunikasi yang berpotensi atas informasi atas fraud teridentifikasi dan ditindaklanjuti. Setiap issue yang muncul terkait dengan informasi fraud menjadi bagian penting untuk diproses dan dianalisis terkait dengan kebenarannya.

Lalu bagaimana perusahaan mengembangkan sistem anti fraud yang berkaitan dengan keamanan pangan? Penerapan anti fraud ini sudah menjadi mandatory/persyaratan yang ada di FSSC maupun di BRC. Lakukan proses penyusunan sistem anti fraud yang tepat agar sistem menjadi lebih efektif. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Menetapkan Sistem QC yang Tepat Dalam Industri

Banyak perusahaan yang belum melihat fungsi utama dari QC dalam arti yang tepat. Beberapa contoh, ditemukan bahwa QC seringkali menjadi penanggung jawab utama dari kualitas produk. Hal ini bukanlah sesuatu yang benar, mengingat penanggung jawab kualitas itu sendiri adalah seluruh elemen perusahaan. Dalam prinsip Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015, mutu terbentuk dari suatu proses yang berdasarkan pada ketetapan yang disepakai berdasarkan pada kepatuhan perusahaan atas regulasi, peraturan maupun persyaratan pelanggan. Konsep mutu yang secara luas, diartikan sebagai proses untuk melampaui batasan kepuasan pelanggan.

Berikut bagaimana perusahaan harus menetapkan mekanisme ruang lingkup QC yang tepat dan efektif dalam perusahaan.

(1) Penjaga Spesifikasi Produk/Proses

Spesifikasi dibentuk berdasarkan pada kesepakatan ataupun trial proses yang dijalankan perusahaan agar memenuhi persyaratan kualitas sesuai dengan ketetapan pelanggan. Dalam beberapa kondisi, penetapan spesifikasi dilakukan oleh QC adalah menjadi batasan bagaimana persyaratan kualitas tersebut dijadikan acuan.

(2) Melakukan Verifikasi Metide Sampling

Peranan QC dalam proses inspeksi banyak tergantung dengan metode pengujian. Dalam setiap proses pengujian, pengambilan sampling adalah aspek kritikal yang menjadi penentu apakah produk bisa dinyatakan sesuai atau tidak. Proses pengujian sample haeus diverifikasi, mengingat perubahan kuakitas akan mempengaruhi metode. Hal yang perlu diwaspadai adalah munculnya trend kualitas yang menurun.

(3) Kualifikasi Personel QC

Tim QC harus memiliki kemampuan untuk melakukan proses pengujian. Termasuk di dalamnya adalah pengujian dengan alat atau tanpa alat. Profisiensi perlu dilakukan terkait dengan bagaimana personel melakukan proses pengujian. Untuk meningkatkan kualitas SDM, pelatihan yang dilakukan harus dipastikan dijalankan secara konsisten.

(4) Evaluasi dan Analisis

Dalam proses pengujian ataupun pemeriksaan, QC akan menemukan informasi berupa data-data yang dapat dipergunakan sebagai panduan dalam pemecahan masalah. Trend kualitas harus dilakukan evaluasi untuk secara maksimal bisa dilakukan perbaikan di dalam perusahaan.

(5) Pelaksanaan Improvement Kualitas

QC ditempatkan sebagai posisi yang bertugas melakukan evaluasi dan dukungan untuk menjalankan improvement. Pemahaman atas bagaimana prises dijalankan agar mendapatkan kualitas yang lebih baik adalah point penting yang harys dijalankan dalam perusahaan.

Pengelolaan atas sistem manufacturing harus melihat kualitas sebagai aspek penentu keberhasilan persaingan. Mengupayakan budaya kerja yang terfokus kepada kualitas dapat meningkatkan profit dan produktifitas bisnis. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Mengembangkan Budaya Keamanan Pangan yang Tepat dalam Industri Pangan/Kemasan Pangan

Budaya keamanan pangan telah menjadi klausul yang diwajibkan ada baik dalam persyaratan FSSC (Food Safety System Certification) Versi 5.1 maupun dalam sistem BRC (British Retail Consortium). Namun tidak sedikit perusahaan yang mengalami kesulitan dalam mendesain budaya keamanan pangan dalam organisasinya. Penyusunan dan penetapan budaya keamanan pangan itu sendiri menjadi bagian penting untuk memastikan budaya keamanan dijalankan dengan konsisten dan sesuai dengan standar persyaratan.

Tidak sedikit perusahaan yang mengembangkan budaya keamanan pangan yang tidak tepat dan efektif dalam perusahaan. Lalu bagaimana proses pengembangan budaya keamanan pangan yang tepat dalam industri pangan/kemasan pangan.

(1) Mengidentifikasi Nilai-nilai budaya Keamanan Pangan

Melakukan analisis terkait dengan budaya keamanan pangan. Nilai-nilai ini terkait dengan panduan prilaku yang ditetapkan oleh perusahaan untuk memastikan bahwa karyawan dan seluruh elemen perusahaan, baik pihak eksternal memahami bagaimana nilai-nilai perusahaan tersebut dapat terimplementasikan baik dalam internal perusahaan maupun eksternal perusahaan

(2) Mendefinsikan Nilai-Nilai Budaya Keamanan Pangan

Perusahaan harus menginformasikan maksud dari nilai-bilai budaya keamanan pangan. Maksud yang termuat dalam nilai-nilai budaya ini. Definisi yang disebutkan tersebut harus ditetapkan dalam bentuk data dan informasi yang sederhana dimana personel dapat secara mudah menyerap nilai-nilai budaya keamanan pangan tersebut sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penerimaan.

(3) Mengintegrasikan Dalam Kompetensi Perusahaan

Konsep atas nilai-nilai budaya ini harus ditetapkan sesuai dengan tatanan yang terukur. Dimana kamus kompetensi yang ditetapkan tersebut adalah penjabaran bagaimana nilai-nilai itu dapat dijalankan dalam perusahaan. Evaluasi serta penguraian atas kompetensi dijalankan secara akurat dan tepat untuk dapat memastikan aspek kompetensi sesuai dengan maksud yang termuat dalam nilai. Penjabaran atas kompetensi ini juga menjadi panduan terukur kepada organisasi dan karyawan terkait dengan sampai sejauhmana karyawan harus mengaplikasikannya. Begitupula dalam pelaksanaan dalam program pelatihan yang dijalankan.

(4) Menjalankan Sosialisasi Budaya Keamanan Pangan

Memastikan adanya proses sosialisasi kepada karyawan atas budaya perusahaan. Dimana dalam sosialisasi ini menginformasikan nilai-nilai, definisi serta kompetensi terkait dengan budaya perusahaan. Proses sosialisasi ini dapat dilakukan melalu pelatihan, standing banner maupun ilustrasi grafis lainnya.

(5) Melakukan Evaluasi Budaya Keamanan Pangan

Melakukan evaluasi terkait dengan penerapan budaya keamanan pangan yang ada dalam perusahaan. Memastikan bagaimana budaya keamanan pangan telah terjalankan dalam perusahaan. Evaluasi penerapannya serta input dari karyawan terkait dengan penerapan budaya keamanan pangan.

Mengingat bahwa budaya keamanan pangan sudah menjadi persyaratan dalam Sistem Manajemen Keamanan GFSI, ada baiknya perusahaan menyusun dengan cermat agar bisa memberikan hasil yang maksimal. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk meningkatkan fungsi budaya perusahaan dalam pelaksanaan food safety management system dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)