Progam Rotasi dan Mutasi dalam Peningkatan Kompetensi SDM

Bagaimana proses aplikasi dari pengembangan karir seseorang dijalankan dalam suatu jabatan yang sangat bersifat spesialistik.  Proses pengembangan terhadap aplikasi karir itu sendiri dapat dilakukan dengan melakukan pengembangan secara vertikal dan horizontal.  Penetapan pengembangan status aplikasi horizontal juga akan meliputi konsep pengembangan karir ke arah manajerial dengan menambah ruang lingkup spesialistik yang ada menjadi ruang lingkup pengembangan kompetensi yang lebih luas dalam memahami bidang lainnya.

Lalu bagaimana proses konsep pengembangan karir secara vertikal dan horizontal tersebut dijalankan.

(1) Jalur karir vertikal

Dijalankan dengan meningkatkan fungsi spesialistik dari individu yang ada, kondisi peningkatan jalur vertikal ini hanya dapat muncul apabila konsep pengembangan dari posisi dalam organisasi adalah menduduki konsep strategi fungsional, dimana aspek pengembangan dari komponen organisasi yang dijalankan lebih mendalam ke dalam peningkatan skill individu tersebut.  Sehingga proses pengembangan sumber daya manusia yang berada dalam posisi tersebut lebih mengarah kepada proses penghargaan dari konsep keahlian yang dimiliki, dan semakin tinggi keahliannya maka semakin tinggi karir vertikal yang dicapai.

(b) Jalur karir horizontal

Dilakukan dengan mengembangkan unit kompetensi yang dimiliki oleh personel dengan mengembangkan aspek kompetensi secara horizontal yang terkait dengan pengelolaan dan penanganan aspek kompetensi sumber daya manusia yang dikembangkan dalam perusahaan.  Bagamana suatu tahapan dan pengembangan manajemen operasional dijalankan dalam organisasi dan pengembangan keahlian manajerial menjadi nilai yang sangat penting dalam proses peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan.

Pengembangan jalur karir menjadi bagian penting dalam meningkatkan konsep aplikasi dari pengembangan kompetensi yang ada dalam organisasi. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Mengembangkan Jenjang Karir Berbasiskan Kompetensi

Apakah perusahaan Anda tertarik untuk menyusun dan merumuskan jenjang karir?  Dalam suatu konsep manajemen yang dinamis, penting dalam suatu perusahaan untuk menetapkan terminologi karir yang tepat dalam internal perusahaan.  Konsep pengembangan karir diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja dengan meningkatkan motivasi karyawan.

Terdapat persepsi yang salah dalam perusahaan, ketika melihat aspek loyalitas sebagai satu-satunya alasan untuk mengembangkan karir seseorang.  Dimana ketika akan menempatkan seorang individu dalam posisi puncak, perusahaan cenderung untuk menempatkan karyawan yang memiliki waktu kerja yang panjang dan mengesampingkan nilai kompetensi.  Hal ini diakibatkan perusahaan terlambat dalam memetakan basis kompetensi dalam manajemen perusahaannya.

Lalu bagaimana mengembangkan konsep kompetensi yang tepat dalam organisasi.

(a) Penetapan aspek jabatan dengan peta kompetensi

Melakukan proses perumusan untuk dapat mengadaptasikan dan mengembangkan peta kompetensi yang ada dalam perusahaan untuk kemudian dilakukan proses perumusan level kompetensi yang ada.  Tahapan proses inilah yang kemudian ditetapkan sebagai peta kompetensi yang ada dalam perusahaan.  Pengembangan dan pengelompokan ini kemudian harus disesuaikan dengan karakteristik dari pekerjaan yang ada dalam jabatan tersebut.

(b) Penyusunan jalur karir

Lakukan proses analisis jarur karir dengan mengikuti pola kompetensi per jabatan.  Dari tahapan ini, dapat dilakukan proses pemetaan konsep seleksi dan metode evaluasi yang tepat dan dilaksanakan secara obyektif sebagai bentuk gambaran dari pengembangan jalur karir yang ditetapkan dalam perusahaan.

Demikian proses pengembangan dari proses operasional pemetaan jalur karir berbasiskan kompetensi.  Banyak manfaat untuk bisnis dalam perusahaan Anda apabila mengembangkan pola jenjang karir yang dimaksudkan tersebut.  (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Strategi Mengendalikan Beban Kerja pada Karyawan

Banyak perusahaan yang mengalami permasalahan dalam mengelola beban kerja pada karyawan yang ada dalam perusahaannya.  Mengembangkan status program operasional yang tepat menjadi langkah dan strategi yang tepat untuk memastikan beban kerja pada karyawan agar memberikan nilai lebih kepada perusahaan.

(1) Pelajari karakteristik dan besarnya beban kerja

Perusahaan harus dapat memastikan dan melakukan proses identifikasi dari beban kerja yang dimiliki oleh karyawan.  Lalu bagaimana melakukan proses pengukuran beban kerja yang tepat bagi perusahaan itu sendiri.  Kegiatan dan program pengukuran beban kerja dapat dijalankan melalui berbagai macam tahapan yaitu dengan program observasi, interview dan pengembangan optimalisasi beban kerja yang ada pada uraian pekerjaan dan detail dalam ruang lingkup pekerjaan yang ada.

(2) Hitung perumusan dan status evaluasi kompetensi dari karyawan

Melakukan proses evaluasi kompetensi dapat dijalankan sebagai proses perhitungan ketepatan dari fungsi individu yang bekerja dalam perusahaan tersebut apakah sudah sesuai atau tidak dengan standar persyaratan yang ada.  Apabila terkait dengan standar kompetensi yang ada maka  dilakukan proses penetapan fungsi dan optimalisasi dari program pengembangan karakteristik pekerjaan yang dijalankan.  Adanya karyawan yang memiliki perumusan standar kompetensi yang tepat maka dapat mengoptimalkan fungsi dan penyelesaian status pekerjaan yang ada.

(3) Pengembangan strategi pembelajaran dari perusahaan

Mengembangkan kompetensi dari karyawan akan meningkatkan nilai kapasitas SDM yang ada dalam perusahaan itu sendiri, dimana dapat dipastikan bahwa program yang ada dalam perusahaan dapat teraplikasikan sejalan dengan nilai kompetensi karyawan itu sendiri.

Lalu bagaimana proses penetapan dan strategi pengembangan yang terkait dengan pengendalian beban kerja pada pengelolaan kompetensi karyawan.  Kesimpulan penting yang didapat, proses pengembangan beban kerja yang diaplikasikan dalam manajemen kompetensi. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Pentingnya fungsi Quality Control dalam Perusahaan

Banyak perusahaan yang melihat bahwa fungsi dan peranan quality control adalah suatu fungsi yang membebankan biaya, baik itu biaya operasional dari gaji karyawannya maupun menghambat dari proses operasional itu sendiri.  Beberapa perusahaan menjadi “terpaksa” memiliki fungsi QC sehingga melihat fungsi QC hanya tempelan saja yang digunakan sesuai kebutuhan.  Lalu bagaimanakah cara yang paling tepat dalam memastikan proses dan fungsi quality control dijalankan sesuai dengan standar persyaratan yang telah ditetapkan.

(1) Pengembangan fungsi QC dalam mekanisme bisnis

Dalam penetapan bisnis, fungsi masuk ke dalam bagian quality cost artinya biaya yang dikeluarkan untuk memastikan proses pemeliharaan terhadap mutu produk dapat dijalankan sesuai dengan standar persyaratan yang ada.  Sebaiknya perusahaan tidak melihat bahwa cost of quality adalah beban biaya dalam perusahaan melainkan investasi.  Mengapa demikian?

Fungsi QC memegang strategi yang berperan penting dalam melakukan proses pengambilan posisi dari pelanggan, yang mana tahapan pengam ini merupakan suatu aplikasi yang strategis dalam menjamin konsistensi kesepakatan dengan pelanggan.

(2) Peranan QC dalam posisi langkah perbaikan dalam bisnis

Fungsi QC itu sendiri merupakan suatu bentuk langkah strategis yang penting dan kuat untuk memastikan bahwa ketidaksesuaian terdeteksi untuk kemudian ditetapkan sebagai bentuk penetapan langkah tindak lanjut dalam antisipasi proses pengembangan bisnis khususnya perbaikan produksi.

(3) Penjaminan konsistensi operasional

Peranan QC yang me”maksa” produksi untuk konsisten dapat membantu perusahaan dalam mengembangkan setting terhadap aspek budget operasional sesuai dengan standar persyaratan yang telah ditetapkan. Sebagai contoh proses aplikasi penggunaan material, penetapan fungsi pemasok serta penetapan alokasi beban kerja operasional.

Akan menjadi suatu hal yang menarik apabila perusahaan lebih mengoptimalkan fungsi QC dan tidak menomorduakan fungsinya hanya karena pemikiran biaya. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)