Mendesain Sistem Pengupahan Dalam Manufacturing

Konsep mendesain sistem pengupahan dalam industri manufacturing tergolong memiliki tantangan tersendiri. Dibandingkan dengan sektor lainnya, penetapan atas desain sistem pengupahan dalam manufacturing memiliki “ikatan”atas produktifitas dan desain pengupahan yang berkaitan dengan aspek preventif dalam business process. Beberapa ruang lingkup area yang ada dalam perusahan, merupakan ruang lingkup yang sangat langsung terkait dengan hasil secara kuantitas dan beberapa aspek berhubungan dengan hasil secara kualitas.

Sehingga ada baiknya penetapan terkait dengan sistem pengupahan dalam manufacturing dilakukan melalui proses penetapan tahapan yang tepat. Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus ditetapkan oleh perusahaan untuk menetapkan desain sistem remunerasi yang tepat dan efektif dalam perusahaan.

(1) Menetapkan Job Grade

Dalam proses penetapan remunerasi, perusahaan harus dipastikan mendesain job grade dengan tepat. Menetapkan proses analisis untuk memastikan bagaimana konsep atas pembobotan pekerjaan dievaluasi. Terdapat beberapa jabatan / ruang lingkup pekerjaan yang sangat terkait erat dengan penetapan output dari manufacturing dan terdapat beberapa jabatan/ ruang lingkup pekerjaan yang terkait dengan sistem penyangga (supporting unit) dalam perusahaan. Diamana proses pembobotan yang dijalankan adalah berbeda antara satu dengan lainnya.

(2) Mengidentifikasi Kompetensi

Alih-alih melakukan evaluasi atas lamanya kerja sebagai salah satu variabel perhitungan, penetapan kompetensi sebagai bagian dari penetapan sistem remunerasi adalah sangat tepat. Bukan menyingkirkan loyalitas. Dimana dalam manufacturing, penetapan loyalitas juga memiliki porsi penting dalam proses perhitungan remunerasi, namun aspek kompetensi juga menjadi parameter utama. Perusahaan harus dapat menyeimbangkan dan menggiring SDM (Sumber Daya Manusia) untuk secara linier memiliki tingkat loyalitas dan kompetensi yang berimbang.

(3) Meningkatkan Nilai Output Dari Kinerja Jabatan

Penetapan sistem remunerasi yang didesain bukan hanya bersifat sebagai pemenuhan kewajiban perusahaan kepada karyawan. Perusahaan harus memastikan bahwa remunerasi bisa menjadi bagian dari proses motivasi dari karyawan. Bagaimana pemilik jabatan secara simultan memiliki nilai motivasi yang kuat melalui penetapan kompensasi yang tepat dalam perusahaan. Pola peningkatan nilai pendapatan karyawan sebaiknya tidak dinilai hanya dari masa lama bekerja, namun juga pencapaian atas hasil/ output produktifitas.

Bagaimana proses desain sistem remunerasi dalam perusahaan Anda? Ada baiknya desain dari sistem remunerasi dilakukan secara tepat dan optimal untuk dapat meningkatkan produkfitas perusahaan dan motivasi karyawan. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat dalam mendesain sistem remunerasi dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Meningkatkan Motivasi Karyawan Selama Bekerja Work From Home (WFH)

Bekerja dengan mekanisme Work From Home sangat sulit untuk dikondisikan sama antara bekerja di kantor. Namun apa pun kondisinya, saat ini, setiap perusahaan harus melakukan proses perubahan terkait dengan pola kerja Work From Home.

Salah satu hal penting yang seringkali didengarkan dari tim yang bekerja dalam kegiatan Work From Home adalah sulitnya untuk menyamakan irama kerja dalam tim. Menjadi hal yang penting bagi tim untuk dapat mempertahankan motivasi kerja yang tepat agar target perusahaan dapat tercapai. Lalu bagaimana perusahaan dapat meningkatkan motivasi karyawan dalam program WFH, berikut ini adalah beberapa pendekatan yang dapat dilakukan perusahaan.

(1) Menjalankan Sistem Komunikasi On Line yang Tepat

Secara lingkungan, adanya pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan memiliki tingkat koneksi yang rendah apabila dilakukan di dalam persahaan. Pola komunikasi ini harus dapat dipastikan berjalan dengan tepat dan efektif.  Setiap pesan dan instruksi harus dipastikan jelas  dan terukur target output yang dihasilkan.  Keunikan komunikasi on line adalah lebih menekankan kepada tanggung jawab individu sebagai karyawan dalam perusahaan.

(2) Mengembangkan Sistem Administrasi SDM Secara On Line

Memastikan fungsi dan tanggung jawab dijalankan secara on line bukanlah perkara mudah. Begitu juga dalam penyusunan sistem administrasi SDM (Sumber Daya Manusia),khususnya yang terkait dengan kepersonaliaan.  Administrasi secara on line ini harus dapat dipastikan diimplementasikan dan dilakukan proses tindak lanjut yang tepat. Sehingga setiap orang bisa menjalankan secara maksimal.

(3) Melakukan Proses Pengembangan Kompetensi Secara Kontinyu

Jangan menjadikan alasan WFH sebagai hambatan dalam proses pengembangan kompetensi karyawan. Melakukan proses evaluasi untuk kemudian menjalankan program pengembangan terkait dengan kompetensi yang dimiliki oleh individu karyawan.  Proses pengembangan dalam bentuk pelatihan dan konseling dapat dilakukan secara terus-menerus tanpa hambatan WFH.

Kondisi WFH jangan menjadi masalah dalam proses pengembangan dan implementasi Sistem Manajemen SDM dalam perusahaan. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang positif untuk dapat meningkatkan nilai kompetensi SDM dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 0812936926)

Penyusunan Sistem Manajeman SDM Perusahaan yang Tepat dalam Sistem New Normal

Konsep dalam pengelolaan perusahaan terkait dengan sistem new normal adalah sangat berbeda dengan pengelolaan perusahaan dalam kondisi sebelumnya. Hal ini terjadi dalam pengelolaan manajemen sumber daya manusia, dimana pengelolaan manajemen sumber daya manusia yang muncul dipastikan berbeda dengan pengelolaan sebelumnya.

Berikut ini adalah beberapa perubahan manajemen sumber daya manusia yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan pengelolaan manajemen SDM (Sumber Daya Manusia).

(1) Pengaturan Pola Kerja

Memastikan program pola kerja dijalankan sesuai dengan protokol kesehatan yang tepat. Hal ini akan mempengaruhi komunikasi, koordinasi dan pengendalian dalam perusahaan. Perubahan ini harus terkaji dengan tepat dan efektif untuk memastikan pengelolaan manajemen SDM dalam perusahaan. Menyusun Standard Operating Procedure yang tepat untuk memastikan bahwa pola kerja terlaksana dengan tepat.

(2) Penggunaan Teknologi

Ada baiknya perusahaan memiliki sistem HR Dashboard untuk melakukan proses pemantauan atas kinerja manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada dalam perusahaan. Penggunaan HR Dashboard dipastikan dapat diakses juga oleh departemen/ divisi lain untuk memantau KPI serta kinerja lainnya dalam perusahaan.

(3) Pengubahan Pola Pembelajaran

Mekanisme pembelajaran dijalankan dalam bentuk tutorial dan manual lengkap yang dapat diakses oleh personel. Pemastian atas evaluasi yang terkait dengan penetapan atas kompetensi yang masuk ke dalam aspek pembelajaran adalah hal penting.

(4) Pengendalian Kehadiran dan Kompensasi dalam Perusahaan

Perusahaan harus menjalankan program kehadiran dalam perusahaan yang efektif, bagaimana sistem kompensasi dijalankan dalam perusahaan dengan menyesuaikan pada produktifitas. Pengukuran produktifitas dijalankan sesuai dengan persyaratan dan dapat terukur secara obyektif.

Bagaimana perusahaan Anda menjalankan konsep New Normal? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang efektif dalam manajemen SDM (Sumber Daya Manusia) untuk memastikan kesesuaian dengan persyaratan dan pengelolaan yang tepat untuk meningkatkan produktifitas. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Peranan Konsultan HR dalam Efisiensi Perusahaan

Pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) dalam perusahaan memberikan peranan yang penting tentang bagaimana sistem manajemen SDM akan diterapkan dalam perusahaan. Pembuatan serta penerapan dari sistem manajemen SDM merupakan suatu bagian yang kritikal dan menuntut adanya kehati-hatian dalam bertindak. Beberapa pertimbangan yang menjadi bagian penting dan merupakan area sensitif untuk dievaluasi adalah sebagai berikut:

(1) Menyusun Program dan Strategi HR

Pemetaan atas konsep-konsep efisiensi yang dapat dijalankan untuk memaksimalkan produktifitas perusahaan. Perubahan remunerasi yang dapat dipergunakan untuk memaksimalkan produktifitas.

(2) Mengembangkan Program Pelatihan Motivasi

Meningkatkan produktifitas yang maksimal melalui program motivasi. Penerapan atas program motivasi dapat dijalankan secara maksimal untuk mendapatkan nilai output yang maksimal.

(3) Memperbaiki Sistem Manajemen Unjuk Kerja

Potensi tidak efektifnya manajemen unjuk kerja dapat dipetbaiki dan menghasilkan konsep penilaian yang sejalan dengan output perusahaan. Bagaimana sistem terbentuk dan menghasilkan nilai optimal.

Bagaimana perusahaan Anda mengembangkan Sistem HR? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk dapat mengembangkan SDM perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)