Mengembangkan Budaya Keamanan Pangan yang Tepat dalam Industri Pangan/Kemasan Pangan

Budaya keamanan pangan telah menjadi klausul yang diwajibkan ada baik dalam persyaratan FSSC (Food Safety System Certification) Versi 5.1 maupun dalam sistem BRC (British Retail Consortium). Namun tidak sedikit perusahaan yang mengalami kesulitan dalam mendesain budaya keamanan pangan dalam organisasinya. Penyusunan dan penetapan budaya keamanan pangan itu sendiri menjadi bagian penting untuk memastikan budaya keamanan dijalankan dengan konsisten dan sesuai dengan standar persyaratan.

Tidak sedikit perusahaan yang mengembangkan budaya keamanan pangan yang tidak tepat dan efektif dalam perusahaan. Lalu bagaimana proses pengembangan budaya keamanan pangan yang tepat dalam industri pangan/kemasan pangan.

(1) Mengidentifikasi Nilai-nilai budaya Keamanan Pangan

Melakukan analisis terkait dengan budaya keamanan pangan. Nilai-nilai ini terkait dengan panduan prilaku yang ditetapkan oleh perusahaan untuk memastikan bahwa karyawan dan seluruh elemen perusahaan, baik pihak eksternal memahami bagaimana nilai-nilai perusahaan tersebut dapat terimplementasikan baik dalam internal perusahaan maupun eksternal perusahaan

(2) Mendefinsikan Nilai-Nilai Budaya Keamanan Pangan

Perusahaan harus menginformasikan maksud dari nilai-bilai budaya keamanan pangan. Maksud yang termuat dalam nilai-nilai budaya ini. Definisi yang disebutkan tersebut harus ditetapkan dalam bentuk data dan informasi yang sederhana dimana personel dapat secara mudah menyerap nilai-nilai budaya keamanan pangan tersebut sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penerimaan.

(3) Mengintegrasikan Dalam Kompetensi Perusahaan

Konsep atas nilai-nilai budaya ini harus ditetapkan sesuai dengan tatanan yang terukur. Dimana kamus kompetensi yang ditetapkan tersebut adalah penjabaran bagaimana nilai-nilai itu dapat dijalankan dalam perusahaan. Evaluasi serta penguraian atas kompetensi dijalankan secara akurat dan tepat untuk dapat memastikan aspek kompetensi sesuai dengan maksud yang termuat dalam nilai. Penjabaran atas kompetensi ini juga menjadi panduan terukur kepada organisasi dan karyawan terkait dengan sampai sejauhmana karyawan harus mengaplikasikannya. Begitupula dalam pelaksanaan dalam program pelatihan yang dijalankan.

(4) Menjalankan Sosialisasi Budaya Keamanan Pangan

Memastikan adanya proses sosialisasi kepada karyawan atas budaya perusahaan. Dimana dalam sosialisasi ini menginformasikan nilai-nilai, definisi serta kompetensi terkait dengan budaya perusahaan. Proses sosialisasi ini dapat dilakukan melalu pelatihan, standing banner maupun ilustrasi grafis lainnya.

(5) Melakukan Evaluasi Budaya Keamanan Pangan

Melakukan evaluasi terkait dengan penerapan budaya keamanan pangan yang ada dalam perusahaan. Memastikan bagaimana budaya keamanan pangan telah terjalankan dalam perusahaan. Evaluasi penerapannya serta input dari karyawan terkait dengan penerapan budaya keamanan pangan.

Mengingat bahwa budaya keamanan pangan sudah menjadi persyaratan dalam Sistem Manajemen Keamanan GFSI, ada baiknya perusahaan menyusun dengan cermat agar bisa memberikan hasil yang maksimal. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk meningkatkan fungsi budaya perusahaan dalam pelaksanaan food safety management system dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Bisakah Perusahaan Menjalankan Manajemen Autopilot?

Saat ini konsep autopilot adalah suatu konsep menarik yang banyak dijalankan dalam perusahaan. Sevelum menjalankan konsep autopilot, ada baiknya perusahaan memastikan ha-hal betikut ini telah dipersiapkan dengan baik.

(1) Budaya Perusahaan yang Efektif

Bagaimana budaya perusahaan di implementasi kan. Budaya perusahaan adalah pengikat karyawan dengan perusahaan, tanpa adanya budaya yang efektif, ikatan positif antara karyawan dan perusahaan tidak berjalan dengan baik.

(2) Sistem dan Struktur Organisasi

Konsep pengendalian perusahaan harus terkoneksi secara kuat dalam struktur organisasi. Bagaimana unsur penjabaran atas fungsi dan tanggung jawab dapt dijalankan dengan tepat.

(3) Aturan Kerja yang Jelas

Ketersediaan SOP serta kebijakan perusahaan menjadi dasar bagaimana mekanisme proses dijalankan, adalah menjadi bagian utama dalam mengelola manajemen autopilot.

Desain konsep manajemen yang teoat dalam perusahaan Anda. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk dapat mengimplementasikan sistem operasional perusahaan yang efektif. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

5 Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Menyusun Budaya Perusahaan di Perusahaan Keluarga

Transformasi bisnis adalah salah satu strategi untuk membentuk profesionalisne perusahaan. Tidak sedikit perusahaan mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan budaya perusahaan, salah satunya adalah melakukan implementasi budaya perusahaan dalam perusahaan keluarga. Namun, hal tersebut bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dijalankan.

Untuk dapat mengembangkan budaya perusahaan, berikut ini adalah beberapa pertimbangan yang perlu untuk diperhatikan dalam mengimplementasikan budaya perusahaan.

(1) Konsistensi Komitmen

Sebelum menjalankan proses transformasi ini, memastikan terlebih dahulu pentingnya kimitmen untuk dapat dijalankan. Bagaimana konsep dan strategi harus dijalankan sesuai dengan nilai – nilai buday perusahaan.

(2)Pengukuran Obyektif

Dalam proses pengukuran atas implementasi budaya tersebut, harus dipastikan dibarengi dengan suatu proses pengukuran yang onyektif. Hal ini dapat menjadi proses evaluasi yang tepat.

(3) Pembentukan Fungsi Agen Perubahan

Jabatan yang berfungsi sebagai agen perubahan adalah penting dalam perusahaan. Pemberian tanggung jawab dan kewenangan terkait dengan perubahan yang dimaksudkan tersebut. Dalam perusahaan keluarga, adalah tepat apabila pemilik usaha juga menjadi agen perubahan.

(4) Penanganan Program Sosialisasi

Komunikasi atas perubahan budaya ini tidak boleh dihentikan. Menyusun komunikasi aktif dan partisipatuf menjadi bagian penting dalam budaya perusahaan.

(5) Pembentukan Leadership

Sakahbsatu tanggejawab dari agen perubahan adalah melakukan transformasi dari leadership sentralustik menjadi leadership pada masing-masing departemen.

Bagaimana perusahaan Anda menerapkan Budaya Perusahaan? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk dapat mengimplementasikan budaya perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)