Business Coach: Pendekatan HR Bonding dalam Perusahaan

Menjalankan suatu pengembangan perusahaan, terkadang pimpinan manajemen membutuhkan masukan dan input serta pendampingan tentang perbaikan dan pendekatan perbaikan perusahaan. Salah satu metode yang dapat dijalankan oleh perusahaan dalam menjalankan business coach adalah pendekatan dengan aplikasi HR Bonding.

Lalu bagaimana HR Bonding tersebut dapat dijalankan dalam perusahaan? HR Bonding menjalankan konsep bisnis dengan melakukan proses pengikatan hubungan emosional antar SDM dengan perusahaan.  Dalam peranannya, Business Coach harus secara aktif memperat ikatan antara SDM (Sumber Daya Manusia) dengan perekat-perekat yang ada dalam perusahaan.

HR Bonding tidak hanya mengedepankan sistem pengupahan, adanya pengakuan serta bagaimana nilai terbentuk dalam perusahaan adalah hal penting untuk dikedepankan perusahaan.  Konsultan sebagai business coach dapat dijalankan dengan melakukan proses pengelolaan dengan tahapan sebagai berikut.

(1) Menyusun dan Mengembangkan Nilai

Business coach melakukan proses penggalian atas nilai-nilai apa saja yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk dapat menyatukan ikatan SDM yang dimiliki. Penggalian nilai ini diarahkan pada titik dan tujuan yang diharapkan untuk dapat dicapai oleh perusahaan.

(2) Mengembangkan Budaya Perusahaan

Business coach bertugas untuk melakukan proses coaching tentang bagaimana budaya perusahaan melekat kepada karyawan. Perubahan mindset dijalankan untuk dapat memastikan bahwa budaya perusahaan yang terkelola tersebut harus secara aktif melekat dan dijalankan dalam perusahaan. Pemberian program pelatihan, personal coaching serta counseling dapat dijadikan sarana yang tepat untuk menajalankan proses pengelolaan budaya perusahaan.

(3) Pengendalian Proses

HR Bonding tidak akan terjadi dengan baik apabila tidak dijalankan dengan sistem menyebabkan adanya konstruktis tidak terorganisir secara profesional. Penetapan atas alokasi yang berkaitan dengan penetapan tugas dan tanggung jawab dapat menjadi ikatan yang kuat apabila sistem terbentuk dengan efektif.

Pastikan bahwa SDM yang Anda miliki saat ini adalah benar menjadi sesuatu “kekayaan” yang efektif dalam perusahaan. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat dan efektif untuk dapat menjalankan sistem SDM secara tepat dan maksimal. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

 

 

 

 

 

 

 

 

Mekanisme Menyusun Alat Ukur Soft Competency

Perusahaan Anda memiliki assessment centre?  Ada baiknya apabila tidak memiliki pun perusahaan sudah mulai untuk melakukan proses penyusunan terhadap alat ukur soft competency.  Terdapat beberapa pertimbangan yang penting yang dapat digunakan sebagai nilai penting mengapa alat ukur soft competency harus dikembangkan.

(1) Mendapatkan profil soft competency yang tepat

Dengan melakukan pengkuran terhadap pengukuran kompetensi dari seluruh karyawan maka akan dapat memetakan profil kompetensi yang tepat pada aspek seluruh karyawan Anda.  Hal yang terpenting adalah dengan mengaitkan aspek soft competency tersebut dengan kualifikasi jabatan yang dipersyaratkan dalam soft competency yang ada

(2)Implementasi yang menyeluruh dengan biaya yang lebih murah

Hal ini menjadi bagian yang penting bagaimana suatu proses implementasi dari seluruh kegiatan assessment dapat dilakukan secara swadaya oleh perusahaan sendiri.  Membuat alat internal tentunya akan memberikan nilai positif bagi perusahaan Anda, disamping efisiensi juga perusahaan Anda berkesempatan membangun unit riset khusus yang terkait dengan proses pengembangan kompetensi dari sumber daya manusia itu sendiri.

Lalu bagaimana tahapan-tahapan yang harus ditetapkan untuk proses penyusunan alat ukur soft competency.

Tahapan Pertama: Melakukan proses inventarisasi terhadap seluruh aspek kompetensi

Tahapan Kedua: Melakukan proses pengembangan dan penyusunan Item

Tahapan Ketiga: Melakukan proses analisis psikometri terhadap item yang disusun

Tahapan Keempat: analisis data

Tahapan Kelima: Implementasi Alat

Pastikan dalam melakukan proses pengukuran alat ukur ini, perusahaan menggunakan konsultan yang memiliki latarbelakang psikometri sehingga perusahaan dapat mengembangkan dan mengoptimalkan alat ukur soft competency. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Mengembangkan Implementasi Standard Operating Procedure secara Tepat

Setelah melakukan proses penyusunan dokumentasi Standard Operating Procedure, adalah menjadi hal yang sangat penting untuk memastikan bahwa implementasi terhadap Standard Operating Procedure dijalankan.  Banyak perusahaan yang mengalami kegagalan dalam melakukan proses implementasi terhadap SOP itu sendiri.  Bagaimana tata cara memastikan bahwa SOP tersebut terimplementasi secara tepat.

1. Pelajari dan identifikasi profil kompetensi penunjang SOP

Adalah menjadi hal yang mutlak dan penting bagaimana suatu profil kompetensi dari penunjang Standard Operating Procedure dijalankan sesuai standar dan persyaratan.  Petakan tingkatan kompetensi dari jabatan yang akan menjalankan SOP tersebut.  Ketidaksesuaian antara pengguna SOP dari sisi kompetensi akan menyebabkan SOP itu sendiri menjadi hal yang sulit untuk diimplemenasikan.

2. Menyusun KPI atau Performance Indicator

Lakukan proses penghubung antara KPI dengan sistem operasional, tujuan nya adalah untuk memantau dan mendeteksi potensi apabila SOP yang ada tersebut tidak dapat dijalankan sesuai dengan standar persyaratan yang ada. Serta hal yang menjadi bagian terpenting adalah memastikan bahwa dalam selang periode tertentu KPI tersebut dijalankan untuk kemudian ditetapkan tindak lanjut apabila tidak dijalankan.

3. Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Salah satu faktor yang menyebabkan SOP tidak dapat diimplementasikan secara maksimal adalah faktor tidak berjalannya aspek keahlian manajerial dalam perusahaan.  Proses ini menyebabkan adanya suatu nilai yang lemah dalam segi penetapan batasan toleransi terhadap penerimaan ketidaksesuaian.  Fungsi pelatihan dan konsultasi terhadap karyawan harus dikembangkan untuk memastikan bahwa proses implementasi SOP dapat dijalankan sesuai dengan standar persyaratan yang sudah ditetapkan dalam perusahaan.  Termasuk di dalamnya adalah pembinaan untuk meningkatkan fungsi kepemimpinan yang ada dalam organisasi.

Pastikan perusahaan menjalankan implementasi secara tepat.  Peranan pihak ketiga atau konsultan termasuk di dalam langkah strategis untuk memastikan bahwa ketiga tahapan dalam implementasi ini dapat dijalankan sesuai dengan harapan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)