Food Security Program dalam Industri Pangan

Banyak perusahaan pangan dan perikanan melihat bahwa perencanaan Food Security Program adalah hal yang tidak begitu penting. Apa pengaruhnya keamanan pangan dengan program Food Security Program? Satu hal yang pasti, proses pengelolaan terhadap individu yang masuk ke dalam area kerja sangat membantu proses pengendalian terhadap keamanan pangan. Ancaman seperti terorisme ataupun sabotase juga harus mempengaruhi keamanan pangan dalam produk.

Lalu bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses aplikasi Food Security Program dalam perusahaan.

(1) Lakuan proses risk assessment terhadap area kerja proses produksi

Dalam hal ini, perusahaan harus melakukan penetapan area kerja berdasarkan status dari resiko dalam area kerja. Type resiko yang harus diperhatikan adalah melihat kritikal dan akses langsung terhadap produk. Semakin besar potensi terhadap pertemuan terhadap produk maka harus dipastikan bahwa area tersebut termasuk ke dalam area dengan resiko tinggi ataupun kritikal. Dimana dalam tahapan ini, harus ditetapkan proses pengendalian akses yang ketat.

(2) Lakukan proses pengendalian akses

Penetapan pengendalian akses pada area kerja dapat dijalankan dengan tahapan proses pemisahan secara fisik ataupun melalui proses pengendalian secara formal. Pemastian bahwa proses terkendali akses dapat dilakukan dengan penempatan personel untuk melakukan pengawasan atau dapat dilakukan dengan sistem keamanan khusus.

(3) Proses pencatatan pemantauan akses

Akses dijalankan dengan memastikan adanya catatan terkait dengan pemantauan terhadap barang maupun personel. Catatan pemantauan harus dipastikan mengevaluasi sistem akses secara efektif. Tersedia pengontrolan dan evaluasi yang dapat digunakan sebagai sistem penelusuran apabila terjadi ketidaksesuaian yang berkaitan dengan status akses yang dimaksudkan tersebut.

Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang terkait dengan Sistem Manajemen Keamanan Pangan agar sistem terimplementasikan secara optimal. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Tahapan Seleksi Pemasok dalam Industri Pangan

Dalam melakukan pengembangan program keamanan pangan, adalah menjadi hal yang penting proses seleksi pemasok dijalankan. Beberapa perhatian penting dalam perlu menjadi nilai lebih yang kuat bagaimana industri pangan bisa melakukan proses seleksi dan pengendalian terhadap pemasok yang masuk ke dalam industri tersebut.

Berikut adalah tahapan proses seleksi pemasok yang dapat dijalankan dalam melakukan proses pemilihan terhadap pemasok yang tepat dan strategis.

(1) Melakukan analisis sistem

Evaluasi sistem operasional dari pemasok yang akan menyuplai produk ke dalam industri kita. Pastikan bahwa pemasok tersebut memiliki sistem yang tepat untuk memastikan konsistensi kualitas dan kuantitas terpenuhi. Khusus dalam industri pangan, kebutuhan untuk memiliki program keamanan pangan internal menjadi nilai lebih bagi industri tersebut untuk diterima sebagai pemasok.

Apabila pemasok tersebut telah memiliki sertifikasi keamanan pangan, seperti HACCP, ISO 9001 ataupun ISO 22000, maka perusahaan tersebut telah memastikan bahwa proses penanganan keamanan pangan sesuai dengan standar persyaratan.

(2) Analisis sampel produk

Ada baiknya sebelum menjalankan proses penetapan pemasok, industri pangan melakukan proses analisis terhadap sampel produk yang masuk. Selain melihat kesesuaian kualitas, industri pangan tersebut harus juga melakukan pemeriksaan kesesuaian keamanan pangan. Seperti memastikan bahwa persyaratan terhadap bebas kontaminasi dalam produk harus dipastikan seminimal mungkin sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam perusahaan.

(3) Audit Pemasok

Untuk lebih memastikan bahwa pemasok menjalankan proses produksi atau penyediaan barang sesuai dengan persyaratan, tidak ada salahnya apabila dilakukan proses audit kepada pemasok. Lakukan penetapan standar audit pemasok yang tepat dalam perusahaan.

Lakukan proses seleksi pemasok secara tepat dan efektif. Langkah ini menjadi strategi penting dalam mengoptimalkan industri pangan dan lebih menjamin keamanan pangan pada produk yang dihasilkan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Pentingnya Perusahaan Kemasan Memiliki Sertifikat HACCP

Dalam konsep keamanan pangan, adalah sangat penting untuk mengendalikan seluruh resiko yang muncul bagi produk pangan itu sendiri. Adalah hal yang penting dalam industri pangan untuk dapat mengendalikan keamanan pangan pada seluruh aspek/ segi operasional yang dimiliki. Termasuk di dalamnya adalah aspek dari industri kemasan yang mendukung produk pangan itu sendiri.

Terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan untuk mengembangkan sistem manajemen keamanan pangan pada industri kemasan:

(1) Kemasan posisi inner/ primer

Kemasan ini adalah kemasan yang merupakan material pengemas yang sangat penting karena mengalami kontak langsung dengan produk pangan. Produk pangan yang sudah diolah dengan memperhatikan suatu bentuk jaminan keamanan pangan khusus tentunya harus dipastikan juga terkemas dalam kemasan yang tidak mencemari produk.

(2) Kemasan luar (outer)

Meskipun tidak secara langsung memiliki kontak langsung dengan produk pangan, adalah hal yang sangat penting untuk lebih memperhatikan keamanan pangan dari kemasan khusus untuk produk ready to eat. Dalam beberapa hal, kemasan yang digunakan harus lebih memperhatikan resiko terhadap keamanan pangan. Mengingat bahwa produk ready to eat adalah jenis produk yang sangat bersiko tinggi akibat tidak ada pengolahan lanjutan setelah sampai di konsumen.

Apakah perusahaan Anda adalah produsen kemasan untuk industri pangan? Mulailah untuk menerapkan Sistem Manajemen Keamanan Pangan, untuk lebih meningkatkan nilai dari produk yang Anda supply. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Pelatihan FSSC bagi Industri Perikanan

Sistem Manajemen Keamanan Pangan adalah suatu bentuk konsep yang penting dan utama dalam industri perikanan. Selain memiliki sistem HACCP, disarankan juga dalam industri perikanan untuk melakukan proses set up FSSC (Food Safety System Certification). Lalu apa yang menjadi nilai penting dari program pelatihan ini.

(1) Peserta training dapat melakukan proses pembuatan sistem manajemen ISO 22000

(2) Peserta training dapat memahami GMP, SSOP maupun penetapan sistem HACCP dalam Industri Perikanan

(3) Peserta training dapat memahami ISO TS-22000-1

(4) Peserta training dapat melakukan proses penyusunan dokumen ISO 22000

Pelatihan yang dilakukan berdurasi dua (2) hari dengan detail program pelatihan yang dijalankan adalah sebagai berikut:

Hari Pertama

Pemahaman konsep keamanan pangan dalam industri perikanan

Pemahaman GMP, SSOP dan HACCP

Pemahaman tahapan penyusunan manual HACCP

Pemahaman tahapan penyusunan dokumen GMP dan SSOP

Proses evaluasi sistem

Hari Kedua

Pemahaman ISO 22000

Pemahaman ISO TS-22000-1

Pemahaman FSSC

Proses penyusunan dokumen ISO

Pengembangan sistem manajemen keamanan pangan adalah bentuk komitmen tentang bagaimana industri anda menjamin kualitas dan keamanan konsumen. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Penyusunan Program Pest Control

Dalam industri pangan ataupun perikanan, permasalahan terhadap serangga adalah suatu permasalahan yang harus dipastikan terkendali dengan baik. Sistem dan pemahaman terhadap tata cara pengendaliannya harus dipastikan dapat meminimalkan resiko kontaminasi serangga yang masuk ke dalam sistem operasional proses.

Berkaitan dengan aplikasi pest control, terdapat 5 prinsip dasar yang sebaiknya menjadi bagian penting untuk dikedepankan ketika melakukan proses penanganan terhadap pengendalian serangga.

(1) Konsep pencegahan

Adalah penting bagi suatu unit usaha dalam industri pangan untuk memastikan bahwa pencegahan diajalankan. Proses mencegah serangga untuk masuk ke dalam area proses dapat dilakukan dengan cara menjalankan program sanitasi secara tepat dan optimal. Pemastian untuk mencegah dapat dijalankan dengan cara mengoptimalkan aspek GMP pada bagunan, dimana area proses terlindungi dari resiko masuknya serangga dari lingkungan sekitar.

(2) Sistem dan prosedur

Adanya sistem dan prosedur yang memastikan adanya pemantauan secara berkala berkaitan dengan fungsi trapping dan aplikasi koreksi yang dijalankan. Tahapan ini berguna untuk memastikan adanya suatu pengendalian terkait dengan adanya resiko masuknya serangga dan hewan pengganggu lainnya ke area kerja proses.

(3) Pelatihan dan kompetensi

Memastikan bahwa operator dan provider pelaksana kegiatan pest control telah memiliki aspek kompetensi dan sertifikasi yang memadai untuk mengakomodasi proses pencegahan terkait dengan penanganan serangga di lapangan.

(4) Analisis data

Proses inspeksi secara berkala dilakukan pada sistem yang telah dijalankan. Adanya pencatatan sangat penting untuk mengumpulkan data-data terhadap program pest control yang telah dijalankan. Statistika dapat digunakan untuk melakukan proses korelasi antara sistem yang dibuat dengan data yang didapat.

(5) Evaluasi Sistem

Memastikan efektifitas terkait dengan pelaksanaan program pest control. Penetapan tindakan perbaikan dilakukan berdasarkan data untuk dapat melihat bagaimana proses pest control dijalankan secara optimal.

Bagaimana dengan aplikasi pest control di perusahaan Anda? Lakukan pengembangan referensi eksternal yang tepat untuk mengaplikasikan program pest control sebagai nilai penting untuk mengoptimalkan pengendalian terhadap serangga. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Cermat dalam Memilih Supplier Kemasan Untuk Industri Pangan

Bagi industri pangan, kemasan adalah suatu hal penting sebagai proses perlindungan terhadap makanan/ produk itu sendiri. Bahkan di beberapa produk pangan yang terkait erat dengan bisnis retail, kemasan adalah komponen utama dan termahal dalam penetapan komposisi nilai jual produk itu sendiri.

Melihat faktor strategisnya, banyak industri kemasan berlomba-lomba mengembangkan investasi dan produk untuk memasok produk pengemas. Karena nilai kebutuhan nya adalah sangat tinggi, belum lagi apabila berbicara untuk aspek pengembangan dalam bidang food service seperti jasa katering dan restauran.

Apabila Anda adalah pelaku dalam industri pangan, ada baiknya perusahaan Anda melakukan proses evaluasi terhadap pemasok produk kemasan dalam industri Anda. Terdapat faktor-faktor penting yang harus diperhatikan terkait dengan penetapan supplier untuk produk kemasan tersebut.

(1) Informasi Mengenai Komposisi Bahan Kimia dan Material Penyusun Komposisi Kemasan, dimana harus dipastikan bahwa komponen produksi dari kemasan tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam Codex ataupun US FDA. Pastikan status bahan baku dilakukan sesuai dengan standar persyaratan karakteristik allergent dan non allergent.

(2) Pemastian operasional perusahaan

Melakukan proses pengendalian operasional yang terkait dengan status penggunaan bahan baku dan tata cara proses yang ditetapkan dalam perusahaan. Dimana perusahaan harus memastikan bahwa proses produksi dijalankan dengan menggunakan bahan baku yang sesuai dengan standar persyaratan, yaitu diproduksi dengan menggunakan bahan baku yang tepat guna dan bukan berasal dari hasil daur ulang benda berbahaya.

(3) Sistem Operational Perusahaan

Melakukan proses pemeriksaan untuk memastikan adanya program sertifikasi manajemen keamanan pangan pada industri pemasok material kemasan Anda. Pastikan pemasok Anda sudah menggunakan standar sistem HACCP, ISO 22000, brc ataupun FSSC untuk memastikan bahwa proses operasional dijalankan sesuai dengan standar persyaratan.

Untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan manajemen keamanan pangan di perusahaan Anda, lakukan penetapan referensi eksternal yang tepat untuk memastikan bahwa produk Anda terjamin dalam sistem yang efektif dan tepat guna. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Pelatihan Internal Audit BRC Versi 6

Perusahaan industri pangan, melihat bahwa investasi Sistem Manajemen Keamanan Pangan adalah suatu bentuk investasi yang mahal. Namun apakah perusahaan itu sendiri sudah melakukan proses perhitungan kualitas mutu dari ketiadaan sistem serta dampakanya dalam organisasi. Suatu konsep investasi yang sangat menguntungkan untuk suatu keputusan jangka panjang.

BRC sebagai salah satu Sistem Manajemen Keamanan yang sudah dipercaya oleh GFSI (Global Food Safety Institute) merupakan suatu sistem yang sangat tepat untuk diaplikasikan oleh perusahaan, khususnya untuk industri perikanan dan industri yang terkait erat dengan aspek retail. Dalam Sistem BRC, perusahaan harus dapat memastikan bahwa Sistem Manajemen Keamanan Pangan terpenuhi sesuai dengan peraturan salah satunya adalah dengan memastikan adanya tim auditor yang kuat dan optimal dalam memastikan adanya program audit intensif dalam perusahaan. Lalu bagaimana langkah yang harus dijalankan oleh tim BRC yang ada dalam internal perusahaan?

Langkah yang paling penting adalah dengan mengikuti program pelatihan audit BRC. Dalam kegiatan audit BRC ini, harus dapat dipastikan bahwa aplikasi dan pengembangan program BRC dijalankan secara tepat dan efektif untuk dapat mengoptimalkan fungsi auditor.

Program pelatihan yang ditawarkan adalah terdiri atas 3 hari pelatihan, yaitu:
(1) Hari pertama
– Pemahaman klausul-klausul yang ada dalam BRC
– Proses penyusunan checklist BRC
(2) Hari kedua
– Workshop audit internal BRC
– Proses implementasi kegiatan BRC
– Simulasi audit
(3) Hari ketiga
– Teknik penyusunan laporan
– Proses verifikasi hasil audit
Diharapkan dengan mengikuti 3 hari pelatihan ini, perusahaan dapat memiliki auditor yang kompeten dalam menjalankan proses audit. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Proses Penanganan Implementasi British Retail Consortium

Pengembangan industri pangan yang kompetitif membutuhkan adanya pengenalan terhadap Standar Manajemen Internasional yang tepat dan dikenal oleh banyak negara internasional. Salah satunya adalah BRC (British Retail Consortium), dimana BRC ini merupakan salah satu sertifikasi internasional yang cukup bergengsi yang sangat dikenal memiliki kualitas kelayakan sistem yang sangat optimal.

Lalu bagaiman praktek yang tepat dalam menjalankan aplikasi sistem BRC di dalam perusahaan Anda?
Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah mempelajari standar dari Sistem BRC itu sendiri. Proses mempelajarinya dapat dilakukan dengan melakukan aplikasi download ke dalam situs resmi BRC untuk kemudian mendapatkan standar yang dimaksud. Proses pembelajaran harus dilakukan dengan tepat, sangat optimal apabila proses pembelajaran dijalankan oleh individu yang sudah memiliki konsep dan pengalaman yang kuat di dalam bidang keamanan pangan. Namun apabila kompetensi belum memadai, tidak ada salahnya menggunakan jasa pihak ketiga yang berpengalaman di dalam bidang proses implementasi BRC itu sendiri.

Langkah kedua adalah melakukan proses penyusunan dokumen yang berhubungan dengan konsep BRC itu sendiri, di dalam langkah dan proses ini dijalankan suatu pembentukan prosedur dan penyusunan dokumen yang menjadi persyaratan wajib untuk kebutuhan dari sistem BRC dan yang akan menjadi panduan dalam kegiatan operasional yang dijalankan di lapangan.

Langkah ketiga membentuk tim audit internal, tim ini akan memiliki tanggung jawab lengkap dalam memastikan bahwa sistem keamanan pangan yang berbasiskan BRC dapat dijalankan secara maksimal di dalam perusahaan. Akan menjadi suatu proses penting untuk memastikan bahwa tanggung jawab kompetensi dari personel yang mengaplikasikan BRC tersebut dijalankan sesuai dengan standar persyaratan yang telah ditetapkan.

Proses implementasi BRC tersendiri tidak terlepas dari pengaruh akan kebutuhan dari Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan, suatu komitmen manajemen menjadi bagian yang penting bahwa BRC dijalankan secara efektif. Sudahkan perusahaan Anda berkomitmen dalam menjalankan proses penanganan implementasi yang dimaksud. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Pengembangan Sistem Preventive Maintenance dalam Sistem HACCP

Dalam melakukan kegiatan penyusunan sistem, khususnya sistem industri pangan, pengembangan sistem yang terkait dengan proses pemeliharaan dan pengembangan maintenance adalah suatu konsep yang penting untuk diperhatikan. Berikut adalah beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan dalam menyusun sistem pemeliharaan pada industri pangan itu sendiri. Lalu apa saja yang menjadi bagian penting dalam pengembangan sistem preventive maintenance itu sendiri.

(1)  Pengembangan Jadwal Pemeliharaan yang Tepat

Kegiatan dalam preventive maintenance ditujukan untuk mengembangkan konsep mencegah bukan memperbaiki.  Menyusun suatu bentuk sistematis proses untuk memastikan adanya suatu kegiatan pemeliharaan yang tepat sebelum penyimpangan muncul.  Mengapa hal ini menjadi suatu bentuk hal yang sangat penting dalam industri pangan?  Industri pangan adalah jenis industri yang memiliki konsep mencegah bukan memperbaiki, jadi adalah suatu hal yang sangat penting agar dapat memastikan bahwa proses dan perencanaan produksi dijalankan secara tepat.  Penyimpangan terhadap pemeliharaan mesin dapat memberikan resiko kepada kualitas bahkan keamanan pangan pada produk itu sendiri.

(2) Proses Aplikasi Sistem Kalibrasi

Penyusunan sistem kalibrasi ditetapkan sebagai bagian dari proses verifikasi HACCP.  Kegiatan kalibrasi yang tepat dan akurat dapat diaplikasikan secara maksimal untuk dapat memastikan bahwa program kalibrasi yang ditetapkan tersebut dapat menjaga standar validasi dari suatu konsep keamanan pangan yang ditetapkan dalam suatu proses keamanan pangan itu sendiri. Banyak hal yang menarik untuk diperhatikan bahwa dalam kegiatan kalibrasi dan verifikasi harus dapat memastikan bahwa kegiatan preventive maintenance adalah memastikan bahwa sistem kalibrasi dan verifikasi juga dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat.

(3) Proses Optimalisasi dan Pengembangan Pengukuran

Kegiatan dalam proses operasional dari proses preventive maintenance yang dapat menunjang kegiatan pengukuran parameter keamanan pangan.  Ketidaksesuaian dalam pengukuran ini dapat mengakibatkan kemunculan resiko keamanan pangan yang tinggi yang mana sebelumnya sudah dipertimbangkan untuk dapat dievaluasi pada bagian parameter pengukurannya.

Dalam menyusun sistem manajemen keamanan pangan pertimbangan untuk melakukan program preventive maintenance untuk dapat mengoptimalkan sistem manajemen keamanan pangan (HACCP) . (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Pentingnya Program Edukasi untuk Meningkatkan Kesadaran Keamanan Pangan

Dalam kegiatan implementasi terhadap sistem manajemen keamanan pangan, hal yang paling penting untuk dijadikan dasar dalam proses penerapannya adalah kegiatan dan program edukasi yang efektif untuk memastikan bahwa konsep kesadaran keamanan pangan diimplementasikan secara tepat ke dalam perusahaan.  Lalu bagaimana tahapan dan strategi yang efektif dalam program pengembangan kesadaran keamanan pangan tersebut.

(1) Mengoptimalkan fungsi leadership dalam perusahaan

Hal yang paling mendasar yang menjadi prinsip dan konsep untuk pengembangan kesadaran keamanan pangan adalah bagaimana mengoptimalkan fungsi dari pemahaman kepemimpinan yang ada pada setiap lini untuk secara terus menerus melakukan proses pengawasan dan melakukan proses monitoring yang tepat dalam memastikan bahwa sistem keamanan pangan telah disosialisasikan secara tepat ke dalam konsep operasional harian.

(2) Pengukuran kinerja berdasarkan persyaratan keamanan pangan

Paham dan informasi yang didapatkan bukan melihat dari kuantitas output produksi tersebut dihasilkan namun juga melihat kepada bagaimana persyaratan tersebut ditetapkan untuk kemudian dijalankan sesuai dengan persyaratan yang menjadi pertimbangan utama dari proses keamanan pangan.

Penerapan sistem yang logis, efektif dan efisien selalu menjadi persyaratan utama dalam penetapan status edukasi keamanan pangan itu sendiri.  Akan menjadi hal yang sangat menarik dan dapat diterapkan dalam sistem manajemen keamanan pangan di perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)