Pengembangan Pelatihan Berbasiskan Kompetensi

Banyak dan seringkali kita mendengar informasi mengenai pelatihan berbasiskan kompetensi, apakah itu?  Dasar muasalnya mengapa dikembangkan pelatihan dengan sistem berbasiskan kompetensi.  Banyak hal yang sangat menarik yang bisa dikaji dari pelatihan. Bagi beberapa organisasi, sangat dibutuhkan suatu konsep yang melatarbelakangi mengapa pelatihan itu perlu diadakan.  Beberapa faktor yang bisa diketengahkan terkait dengan kebutuhan akan pengadaan program pelatihan tersebut: (1) Kebutuhan dari standar kualifikasi pekerjaan, dimana perusahaan mempersayaratkan agar ketika masuk ke dalam suatu posisi atau jabatan tertentu, seorang individu diharuskan untuk mengikuti pelatihan yang dimaksud, seperti pada posisi manajerial atau pekerjaan dengan teknis tertentu dalam mengoperasikan suatu mesin (2)  Memastikan bahwa pelatihan yang ditujukan kepada karyawan tersebut telah sesuai dan efektif untuk individu karyawan dalam menjalankan status pelatihan yang dimaksud.

Untuk lebih jelasnya, jenis pelatihan terdapat dua jenis pelatihan, yaitu pelatihan berbasis kompetensi dan pelatihan tanpa berbasis kompetensi.  Apa bedanya? Dalam pelatihan berbasis kompetensi, tujuan yang paling mendasar adalah memastikan bahwa unit kompetensi yang menjadi standar pelatihan tersebut benar-benar telah terpenuhi, sedikit berbeda dengan pelatihan yang bukan berbasis kompetensi.  Dalam pelatihan yang tidak berbasis kompetensi, standar dari keberhasilan peserta pelatihan adalah diikutinya pelatihan tersebut sampai dengan tuntas, dan kadangkala lupa untuk mengevaluasi tingkat efektifitas pelatihan tersebut pada individu peserta latih.  Bahkan apabila dibuatkan evaluasinya pun, proses evaluasi hanya dijalankan pada saat pelatihan itu sendiri dilaksanakan.  Proses setelah pelatihan tersebut, kadangkala tidak menjadi bagian yang penting dalam suatu proses evaluasi.

Sehingga tidak salah, apabila perusahaan melihat bahwa pemberian pelatihan kepada karyawannya adalah suatu hal yang sia-sia belaka.  Mengapa demikian karena hanya melihat nilai yang didapat pada pelatiha hanya dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah pelatihan, setelah itu menjadi suatu slogan ataupun jargon belaka.  Paling tidak memenuhi CV dari karyawan itu sendiri, yang berguna untuk peningkatan karirnya sebagai individu, namun bagaimana dengan perusahaan itu sendiri.  Lalu apa manfaatnya?  Berdasarkan dari pemikiran inilah maka dilakukan proses analisis untuk melakukan proses pengembangan terhadap metode dan program pelatihan, dan jawabannya adalah program pelatihan berbasis kompetensi.

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

Langkah-langkah apa yang perlu untuk dikembangkan untuk mengembangkan dan mengelola Pelatihan Berbasis Kompetensi?

Langkah pertama, menyusun unit kompetensi

Dari setiap jabatan atau posisi pekerjaan yang ada dalam organisasi, sebaiknya ditetapkan unit kompetensi yang melekat pada posisi jabatan tersebut.  Khususnya yang berkaitan dengan keahlian, baik itu keahlian khusus maupun keahlian manajerial yang melekat pada aspek interpersonal yang berhubungan dengan pekerjaannya.

Misalnya: posisi manajer produksi dalam suatu pabrik makanan, diharuskan memiliki unit kompetensi (A) Teknis maintenance —-yang dapat dipecah sesuai dengan karakteristik industri yang ada dalam perusahaan (B) Interpersonal- seperti leadership—-yang dapat dipecah dalam beberapa kategori kompetensi dan lain-lain.  Proses ini kadangkala membutuhkan waktu dan kerja tim yang solid.  Sebab tidak mudah untuk dilakukan proses penetapan unit kompetensi dalam suatu organisasi, khususnya apabila karakteristik dalam organisasi tersebut memiliki ruang lingkup usaha yang sangat luas dan besar.

Langkah kedua, menyusun silabus dari materi pelatihan

Hal yang menarik dari menyusun silabus pelatihan, pertama-tama setiap pengelola pelatihan diharuskan terlebih dahulu merusumuskan jenis pelatihan berdasarkan unit kompetensi yang akan dipenuhi.  Apakah bisa dalam satu pelatihan, proses pemenuhan unit kompetensi melebihi satu unit kompetensi yang akan dikembangkan?

Bisa saja, misalnya dalam pelatihan teknik pendingin, dimana selain mengajarkan teknis dari proses operasional alat pendingin tersebut, bisa juga sampai dengan pengembangan untuk aspek K-3 maupun pada proses 5S yang digunakan untuk memenuhi unit kompetensi etos kerja dan team work.

Langkah ketiga, menyusun materi dan program training

Setelah silabus terbentuk dan sudah secara detail menjelaskan unit kompetensi mana yang akan didetailkan dalam materi dan program pelatihan tersebut.  Kembangkan materi sesuai dengan outline yang ditetapkan dalam silabus yang telah disusun sebelumnya.  Ada baiknya untuk memastikan adanya proses verifikasi yang tepat terkait dengan pengembangan program pelatihan yang dimaksud.

Langkah keempat, mengembangkan evaluasi program pelatihan

Pastikan tersedianya sistem optimalisasi program evaluasi yang tepat dari kegiatan pelatihan yang dimaksudkan tersebut.  Kembangkan sistem evaluasi dan penilaian yang terkait dengan kompetensi, seperti program penerapan assessment yang dijalankan dalam perusahaan.  Tujuan proses ini adalah untuk memastikan bahwa pelatihan yang telah diaplikasikan relevan dengan konsep kompetensi yang ditetapkan dalam perusahaan.

Menarik dan sangat memberikan manfaat bagi perusahaan apabila program pelatihan berbasiskan kompetensi ini dijalankan.  Perusahaan sebaiknya memastikan bahwa manajemen operasional dan pengembangan pelatihan dapat dijalankan secara tepat dan efektif dalam perusahaan itu sendiri.  Manfaat yang terbesar tentunya peningkatan produktivitas bagi perusahaan itu sendiri. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Penyusunan Budget Unit Kerja Sumber Daya Manusia

Unit kerja HR (Sumber Daya Manusia) menjalankan fungsi perencanaan strategis yang terkait dengan pengembangan manajemen sumber daya manusia.  Konsep pengembangan strategis itu menyangkut proses perencanaan, implementasi dan evaluasi yang terkait dengan pengembangan perencanaan sumber daya manusia.  Penetapan dan aplikasi yang terkait dengan perencanaan biaya budget dalam unit kerja sumber daya manusia untuk memastikan proses dan penetapan sistem terealisasikan secara tepat sesuai dengan standar persyaratan.

Lalu jenis budget apa saja yang ditetapkan sesuai dengan standar persyaratan yang diaplikasikan dalam perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia yang ditetapkan dalam perusahaan.

(1) Budget kebutuhan sumber daya manusia

Budget ini terkait dengan kebutuhan akan biaya rekruitmen, baik itu akan kegiatan rekruitmen internal maupun rekruitmen eksternal. Dimana seluruh tahapan terhadap perencanaan biaya terukur dalam budget yang dimaksud ini.

(2) Budget perencanaan pengembangan sumber daya manusia

Budget ini berhubungan dengan proses perencanaan terkait dengan pengembangan sumber daya manusia termasuk di dalamnya adalah program pelatihan serta pembinaan pelatihan yang terkait dengan optimalisasi kompetensi sumber daya manusia.

(3) Budget turn over karyawan

Proses keluar dan masuknya karyawan juga menjadi salah satu komponen biaya yang akan dimaksudkan ke dalam budge pengadaan dan alokasi sumber daya manusia dalam perusahaan.  Di dalam proses ini perhitungan bukan hanya biaya dari pemberian uang jasa kepada karyawan yang keluar, maupun proses rekruitmen ulang namun juga meliputi biaya dari perhitungan opportunity loss yang muncul akibat keluarnya karyawan tersebut.

Lakukan proses perencanaan dan perancangan desain budget secara tepat dan akurat.  Estimasi dilakukan dengan melakukan proses pengukuran perhitungan dari biaya sebelumnya yang kemudian diaplikasikan ke dalam biaya unit kerja yang terhitung. Proses pengembangan dan optimlaisasi konsep budget tersebut harus ditetapkan secara baik. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Evaluasi Soft Competency pada Karyawan

Menjadi suatu hal yang sangat penting dalam menjalankan program evaluasi terkait dengan dengan karakteristik soft competency yang ada pada individu karyawan yang bersangkutan. Ketika suatu perusahaan sudah menyatakan adanya suatu parameter soft competency pada diri karyawan maka perusahaan tersebut harus dapat menyediakan suatu pengukuran yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi bahwa kompetensi tersebut terukur.  Sebab untuk menduduki banyak posisi dalam tingkatan manajerial yang tinggi tentunya menjadi suatu hal yang penting untuk dapat terevaluasi.

Langkah-langkah apa saja yang paling tepat untuk dilakukan dalam proses evaluasi soft competency yang dimiliki oleh karyawan.

(1) Penyusunan Alat Ukur

Berbeda dengan hard competency, penetapan alat ukur soft competency ditetapkan dengan mengaplikasikan konsep dan metode psikometri.  Seperti penetapan item pengukuran karakteristik soft competency yang ada dalam alat ukur tersebut, penetapan dan pengembangan konsep reliabilitas dan validitas kemudian baru dibuatkan alat ukur yang dimaksud.

Perusahaan juga harus menetapkan aspek normatif yang penting yang dapat digunakan untuk melakukan proses penilaian dan analisis parameter dari kriteria yang ditetapkan dalam alat ukur yang dimaksud.  Bagaimana suatu hasil penilaian akan direferensikan ke dalam tabulasi kriteria yang ada.

(2) Penetapan Program Pengembangan Soft Competency

Adalah menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan untuk dapat menyusun pelatihan yang berkaitan dengan penerapan soft competency.  Tetapkan satuan unit program pelatihan yang tepat untuk digunakan dalam proses pengembangan karakteristik soft competency yang tepat.  Terapkan pelatihan berbasiskan competency yaitu dengan mendetailkan unit kompetensi apa yang akan dicapai dalam pelatihan yang dimaksud.

Pengembangan program soft competency adalah bagian penting yang harus menjadi suatu bagian yang penting untuk dijalankan dalam perusahaan apabila ingin mengaplikasikan manajemen berbasiskan kompetensi.  Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk dapat mengoptimalkan dan mengembangkan kapasitas soft competency dalam perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

MENYUSUN SISTEM KOMPENSASI DALAM PERUSAHAAN

Apakah suatu perusahaan menggaji karyawan secara berlebihan?  Dimana batasan mengenai berapa banyak yang harus dibayar kepada seorang individu profesional dengan melihat kapasitas dari kinerja yang dimiliki? Apakah sistem kompensai yang dimiliki perusahaan saya terlihat seperti menguras energi dan sumber daya dengan memberikan gaji yang sangat rendah kepada pegawai yang dimaksud?

Sudah waktunya bagi perusahaan saat ini berbenah dengan sistem kompensasi yang dimiliki, mengapa?  Pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi menyebabkan pertaruangan untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualifikasi tinggi.  Perusahaan yang tidak dapat mengimplementasi sistem kompensasi yang tepat akan mengalami kondisi dilema dalam perusahaannya, yaitu nilai turnover karyawan yang tinggi, rendahnya kinerja dan budget yang melebihi batas yang dipersyaratkan.  Lalu bagaimana langkah-langkah yang harus diambil oleh perusahaan untuk dapat menjalankan sistem kompensasi yang tepat dalam perusahaan?

LANGKAH PERTAMA: ANALISIS JABATAN

Lakukan proses analisis jabatan yang tepat pada setiap posisi yang ada dalam perusahaan.  Hal yang paling penting adalah memastikan bahwa bahwa adanya pemetaan terhadap beban kerja, resiko pekerjaan, serta kompetensi yang menyertai analisis jabatan tersebut.  Dari kegiatan analisis jabatan ini akan dimunculkan informasi yang terkait dengan job grade (level jabatan).

LANGKAH KEDUA: ANALISIS KOMPETENSI KARYAWAN/ PENILAIAN BOBOT KARYAWAN

Evaluasi kompetensi dari karyawan yang dimaksud, bagaimana cara kita melakukan proses penilaian terhadap kompetensi karyawan tersebut.  Cara yang dilakukan adalah melakukan proses evaluasi terhadap kesesuaian antara aktual kompetensi yang dimiliki oleh karyawan dengan standar kompetensi yang dipersyaratkan.  Tahapan ini aka sangat penting untuk melihat kecukupan dari individu yang bersangkutan.  Pendeskripsian terhadap kompetensi jabatan juga dibutuhkan dalam ruang lingkup analisis dan evaluasi kompetensi karyawan tersebut, misalnya penempatan karyawan dalam posisi manajerial dimana kompetensi problem solving (teknik pemecahan masalah) juga dibutuhkan atau project management (mengelola proyek) juga menjadi hal yang sangat penting.

LANGKAH KETIGA: PENYUSUNAN KELAS JABATAN

Melakukan proses penyusunan kelas jabatan pada setiap posisi dan fungsi yang ada dalam organisasi.  Buatlah cluster pekerjaan dan kelas jabatan pada setiap posisi struktur yang ada dalam organisasi yang dimaksud.

LANGKAH KEEMPAT: RISET DAN SURVEY GAJI

Lakukan proses benchmarking untuk melakukan kegiatan riset dengan melihat status aktual gaji yang ada di pasaran.  Buat pengelompokan dalam range salary gaji, biasanya disesuaikan dengan jenis industrinya dan pengalaman kerja individu yang terkait dalam pengelompokan gaji tersebut.  Sesuaikan dengan jenis usaha yang dimiliki oleh perusahaan dan budget yang telah distandarkan.

LANGKAH KELIMA: PENYUSUNAN TABEL GAJI

Melakukan proses penyusunan tabel gaji yang disesuaikan dengan pemetaan gaji yang ada.  Peta dan tabel gaji ini menjelaskan antara kelas jabatan dan data serta informasi gaji yang termuat.

Setelah semua langkah dijalankan tetapkan alokasi posisi jabatan ke dalam tabel gaji, sesuaikan dengan kondisi aktual gaji yang ada, apabila ditemukan ketidaksesuaian dapat dilakukan proses adjustmen sesuai dengan komposisi yang dipersyaratkan dalam standar gaji yang ada.

Dengan runtutan tahapan ini, perusahaan sudah dapat mencoba untuk mengaplikasi pengembangan sistem kompensasi dalam perusahaan.  Beberapa pertimbangan tertentu, misalnya untuk menjaga independensi dari hasil penyusunan sistem, perusahaan dapat menggunakan referensi eksternal yaitu jasa konsultan.  Pilihlah konsultan yang memiliki pengalaman kerja yang tepat dalam mengoptimalkan sistem kompensasi di perusahaan Anda. (amarylliap@yahoo.com , 08129369926)

Pelatihan ISO: Pengembangan Kompetensi Karyawan?

Apakah benar kompetensi sumber daya manusia dapat dikembangkan melalui penerapan aplikasi ISO 9001:2008?  Bukankah ISO 9001:2008 hanyalah sebuah informasi sederhana belaka yang menjelaskan bagaimana sistem dibangun, pengembangan dari bagaimana banyaknya dokumen, lalu jenis kompetensi apa yang akan dikembangkan ke dalam diri individu yang dimaksud?

Dalam pelatihan ISO 9001:2008, tersedia pelatihan yang berkaitan dengan konsep manajemen untuk membuat suatu proses tersebut dapat diaudit.  Hal ini dapat mengubah mindset dari sumber daya manusia yang ada di lapangan, seperti bagaimana karyawan diajarkan untuk lebih sistematis dalam proses pengembangan dan pengelolaan pekerjaan.  Dipastikan semua proses penting tercatat, serta pekerjaan dipastikan dijalankan oleh personel yang bertanggung jawab dalam pekerjaan tersebut.

Proses pembelajaran tanggung jawab tersebut akan membangun konsep memiliki yang kuat pada diri individu itu sendiri untuk kemudian digunakan sebagai bentuk penerapan dalam pengelolaan pekerjaannya secara pribadi.  Sistem yang terbentuk akan memberikan alarm apabila proses kerja tidak dijalankan semestinya.  Mengapa?  Dalam pelatihan ISO 9001:2008, karyawan akan diberikan pemahaman mengenai bagaimana suatu tahapan proses akan didesain dengan konsep PDCA (Plan Do Check & Action), artinya seluruh sistem akan terencana (Planning) secara tepat untuk kemudian akan dikelola (Do) pelaksanaannya, diperiksa (Check) apakah proses tersebut sudah sesuai dengan persyaratan dan apabila tidak sesuai tentu diperlukan suatu tindakan untuk memperbaiki ketidaksesuaian tersebut (Action).

Berangkat dari sinilah, ada baiknya perusahaan untuk mempertimbangkan memberikan tambahan kebutuhan akan pelatihan ISO 9001:2008 pada karyawan khususnya untuk posisi Manajerial.  Meskipun perusahaan Anda belum menerapkan Standar ISO 9001:2008, namun diharapkan proses yang berjalan di lapangan juga memenuhi kebutuhan standar ISO sendiri, artinya mengadaptasi sistem ISO 9001:2008 dalam bisnis dan proses yang ada dalam perusahaan.

Mulailah mencari provider yang tepat untuk mengikutsertakan karyawan Anda dalam pelatihan ISO 9001:2008, investasi yang akan mengembangkan konsep jangka panjang perusahaan Anda.  (Amarylliap@yahoo.com, 08129369926)